Senin, 18 Oktober 2021 10:05 WIB
Studi: Pemanis Buatan Pada Minuman Diet Justru Bisa Tingkatkan Nafsu Makan
Editor: Hadi Ismanto
PMJ NEWS - Sebuah studi terbaru JAMA Network Open mengungkapkan minuman diet ternyata mengandung pemanis buatan yang bisa meningkatkan keinginan makan, terutama pada wanita dan mereka yang berjuang melawan obesitas.
"Ketika tubuh tidak mendapatkan kalori yang diharapkan ketika Anda memiliki rasa manis itu, itu dapat menyebabkan seseorang mengonsumsi lebih banyak untuk mendapatkannya," kata Ahli Diet dari Bite Size Nutrition, Melissa Hooper dilansir dari Very Well Fit, Ahad (16/10).
Para peneliti mempelajari 74 peserta yang mengonsumsi minuman mengandung apa yang disebut pemanis nonnutrisi (NNS), yang meliputi pengganti gula seperti aspartam, sakarin, sucralose, dan Rebaudioside-A (juga dikenal sebagai reb-A atau stevia).
Dalam studi khusus ini, hanya sukralosa digunakan. Semua produk ini menambah rasa manis pada produk tanpa kalori.
Bagi pria dan wanita, konsumsi minuman ini juga menurunkan kadar hormon yang terkait dengan rasa kenyang, yang berarti bahwa minuman tersebut tidak hanya tidak efektif dalam meningkatkan perasaan kenyang, tetapi juga menyebabkan rasa lapar.
Hasil dalam penelitian baru-baru ini bisa menjadi lebih bermasalah karena banyak orang mengubah makanan dan minuman manis NNS sebagai cara untuk mengatur berat badan.
Faktanya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics menemukan penurunan konsumsi gula, tetapi peningkatan NNS.
"Kendati begitu, para peneliti tidak mengetahui efek jangka panjang dari mengkonsumsi pemanis nonnutrisi, kita tahu beberapa alkohol seperti sorbitol dan xylitol dapat menyebabkan diare dan kembung," tuturnya.
Studi baru ini sebenarnya tidak mengejutkan, karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa NNS dapat meningkatkan nafsu makan karena tubuh mengasosiasikan rasa manis dengan kalori dan energi.
Banyak orang beralih ke produk mengandung NNS sebagai pengganti gula, dengan asumsi bahwa pemanis buatan ini lebih sehat. Tetapi penelitian tentang pendekatan itu juga tidak meyakinkan.
Para peneliti mensurvei sekitar 104.000 peserta tentang pilihan makanan mereka selama periode 18 bulan, termasuk jenis minuman. Kemudianmembandingkan data dengan kejadian kardiovaskular dalam kelompok itu dalam jangka waktu 10 tahun.
Mereka menemukan orang-orang yang paling sering mengonsumsi minuman manis dan pemanis buatan memiliki kejadian kardiovaskular yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi jenis minuman tersebut.
Artinya, minuman “diet” tidak lebih protektif dibandingkan dengan jenis non-NNS.
"Studi kami menunjukkan bahwa minuman diet mungkin tidak sesehat yang dipikirkan orang, karena masalah kesehatan jantung mungkin mirip dengan minuman manis," kata Tim Peneliti Epidemiologi Nutrisi di Sorbonne Universitas Paris Nord, Eloi Chazelas.
"Bukti belum jelas tentang bagaimana minuman pemanis buatan ini mempengaruhi proses kardiometabolik. Ini mungkin terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor seperti lemak perut mikrobiota usus yang berubah, atau gangguan regulasi glukosa," tambahnya.
Kesimpulan penelitian saat ini adalah memperlakukan minuman diet dengan cara yang sama seperti versi manis. Orang yang ingin diet bisa mengkonsumsi minuman ini sesekali dan tidak menjadikan minuman ini sebagai asupan rutin.