test

Kesehatan

Minggu, 19 April 2020 11:04 WIB

Cegah Corona, Tisu Kertas Lebih Efektif dari Pengering Tangan

Editor: Hadi Ismanto

PMJ - Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa tisu kertas lebih efektif daripada mesin pengeringan tangan untuk menghilangkan mikroba ataupun virus corona dari tangan.

Riset dipaparkan Kongres Eropa Mikrobiologi Klinik dan Penyakit Menular (ECCMID) di Paris pada 18-21 April. Namun karena pandemi Covid-19, hasil studi itu dipublikasikan sekarang.

Dalam studi disebutkan bahwa pengeringan tangan penting untuk meminimalkan penyebaran mikroba berbahaya, termasuk virus corona. Sebab tangan adalah medium penyebaran virus ke berbagai permukaan objek lainnya.

Seorang penulis dari University of Leeds menyelidiki apakah ada perbedaan dalam tingkat penularan virus menurut metode pengeringan tangan, di toilet ke lingkungan rumah sakit.

Beberapa sukarelawan menyimulasikan kontaminasi tangan dan sarung tangan mereka menggunakan bacteriophage. Itu adalah virus yang menginfeksi bakteri dan karenanya tidak berbahaya bagi manusia.

Lalu tangan mereka tidak dicuci setelah dikontaminasikan dengan virus tersebut. Namun tangan mereka dikeringkan menggunakan tisu kertas dan ada pula dengan mesin pengeringan tangan di toilet.

Selanjutnya, mereka diminta untuk menyentuh sejumlah permukaan. Seperti pegangan tangan tangga, tombol lift, kursi di area publik dan bangsal, telepon, dan juga tombol pada interkom akses ke bangsal.

Tim menemukan bahwa pengeringan tangan dengan dengan tisu kertas maupun mesin pengering tangan. Namun, secara statistik, kontaminasi lebih tinggi terjadi pada tangan yang dikeringkan dengan mesin pengeringan tangan.

“Ada perbedaan yang jelas, menurut metode pengeringan tangan, dalam kontaminasi mikroba residual pada tangan dan tubuh subjek," kutip laporan studi itu seperti dilansir Edinburgh News, Minggu (19/4/2020).

Studi itu juga mencatat bahwa temuan ini memiliki kepentingan khusus karena adanya peralihan penggunaan tisu kertas ke mesin pengering tangan di dunia. Terutama di lingkungan kesehatan di Inggris.(Hdi)

BERITA TERKAIT