logo-pmjnews.com

News

Jumat, 6 Agustus 2021 08:48 WIB

ASI Jadi 'Vaksin' Pertama Lindungi Bayi dari Bahaya Virus Covid-19

Editor: Ferro Maulana

Pemberian ASI ke anak. (Foto: Ilustrasi/ Dok Net)
Pemberian ASI ke anak. (Foto: Ilustrasi/ Dok Net)

PMJ NEWS -  Air susu ibu (ASI) adalah asupan terpenting bagi bayi. Di tengah pandemi Covid-19, ASI bahkan dinilai bisa menjadi “vaksin” pertama yang menyumbang kekebalan tubuh terbesar untuk melindungi bayi dari bahaya virus Corona. 

Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kartini Rustandi menjelaskan, dibutuhkan dukungan baik dukungan moral, spiritual maupun kebijakan kepada ibu menyusui agar tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya apapun status kesehatan sang ibu. 

Alasannya, menyusui secara signifikan mampu meningkatkan derajat kesehatan, perlindungan maupun kesejahteraan untuk ibu, bayi serta keluarga.

Sementara itu, Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi menuturkan, ibu menyusui yang terkonfirmasi positif Covid-19 tetap bisa memberikan ASI Ekslusif untuk buah hatinya. 

Hal itu berdasarkan hasil penelitian, ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.

“Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dan lain-lain, yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2," terang Wiyarni, melansir Kemenkes, Kamis (6/8/2021). 

"Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas Covid-19 kepada bayinya,” sambungnya. 

Menurutnya, antivitas antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik dalam air susu penyintas Covid-19 mampu bertahan selama 7-10 bulan pasca infeksi.

Adapun peningkatan kekebalan tubuh, juga ditemukan pada ibu menyusui yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Bahkan, kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari pasca penyuntikan pertama.

“Pada ibu yang telah vaksinasi Covid-19 ditemukan kadar antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pasca vaksinasi dosis pertama," ujarnya. 

"Kemudian semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6,” tambahnya. 

Dalam dua kondisi tersebut, pihaknya berharap agar dukungan dan semangat terhadap ibu menyusui untuk memberikan ASI Eksklusif kepada buah hatinya terus digalakkan terutama saat pandemi Covid-19. 

Alasannya, selain sebagai sumber makanan utama, ASI juga penting untuk melindungi bayi dari paparan Covid-19. 

Satgas Covid-19 IDAI mencatat hingga akhir Juli 2021 sebanyak 447 anak berusia dibawah 1 tahun meninggal akibat Covid-19. 

Sedangkan, sebanyak 16 persen di antaranya adalah bayi baru lahir. Karena itu, aktivitas menyusui tidak boleh terputus meskipun ibu menyusui adalah kontak erat maupun telah terkonfirmasi positif Covid-19. 

“ASI tetap dapat diberikan dengan tetap melakukan protokol kesehatan ketat dan tidak mengalami gejala yang berat, jadi ibu masih bisa menyusui langsung,” tutur Wiyarni. 

Namun, bila seorang ibu merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menyusui langsung, maka bayi dapat diberikan ASI perah (ASIP) baik oleh ibu maupun anggota keluarga yang lain. 

“Menyusui tidak boleh terputus apapun status ibu. Apabila kondisisnya tidak memungkinkan, ibu yang positif dan dirawat harus didukung agar bisa memerah ASI," tuturnya. 

"Bila ibu masih kuat, lanjutkan dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19,” pungkasnya. 

BERITA TERKAIT