logo-pmjnews.com

News

Rabu, 28 April 2021 12:35 WIB

TNI AL Siapkan Metode untuk Angkat KRI Nanggala 402 dari Dasar Laut

Editor: Fitriawan Ginting

Penulis: Yeni Lestari

Kapal selam KRI Nanggala 402 milik TNI AL dinyatakan tenggelam di perairan laut Bali. (Foto: PMJ News/Istimewa).
Kapal selam KRI Nanggala 402 milik TNI AL dinyatakan tenggelam di perairan laut Bali. (Foto: PMJ News/Istimewa).

PMJ NEWS - TNI Angkatan Laut (AL) berencana mengangkat KRI Nanggala 402 beserta 53 awak kapal yang turut tenggelam di perairan utara Bali pada Rabu (21/4/2021) lalu.

Disampaikan, Asisten Perencanaan, Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL), Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, seluruh tim masih berembuk menentukan metode yang akan digunakan untuk mengangkut bangkai kapal. Sebab, kapal tenggelam di bagian laut dalam.

Diungkapkan ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengangkut kapal yang berada di kedalaman 838 meter tersebut. Namun, lagi-lagi Ali menerangkan kedalaman laut akan memberikan kesulitan dalam proses pengangkatan kapal.

"Metode ini ada beragam tergantung dengan posisi kapal ada di kedalaman berapa. Ini juga akan mempengaruhi tingkat kesulitan pengangkatan kapal tersebut," ujar Ali melalui konferensi pers di Mabes AL, Selasa (27/4/2021).

Tingkat kesulitan yang dipaparkan Ali bersumber dari peristiwa tenggelamnya kapal Kurks milik Rusia di Laut Barents 2000 silam. Pada insiden tersebut, Rusia yang notabene mampu membuat kapal selam sendiri tetap meminta bantuan ke negara lain.

"Itu sekelas negara Rusia yang memang sudah bisa buat kapal selam sendiri," sambungnya.

Lebih lanjut, Ali pun merincikan berbagai metode yang bisa digunakan untuk mengangkut kapal selam KRI Nanggala 402 tersebut. Metode tersebut, mulai dari menusuk, mengait, sampai mengangkat badan kapal secara perlahan.

"Kemudian ada yang menggunakan balon udara serta beragam metode lainnya. Bahkan, kita bisa pakai metode hembusan angin, yang mana angin dihembuskan melalui selang hingga air di dalam kapal terbuang," imbuhnya.

Kendati demikian, Ali mengungkap seluruh metode yang nantinya akan digunakan harus tetap memperhatikan kondisi serta tekanan di bawah air.

"Kalau sudah rusak parah, mungkin agak sulit mengangkat seperti Kurks tersebut. Makanya ini sedang kita diskusikan bagaimana cara pengangkatan yang tepat karena kedalamannya tidak dangkal ya. Lebih dalam daripada tenggelamnya kapal selam Argentina, karena ini dalamnya 838 meter," pungkasnya.

BERITA TERKAIT