logo-pmjnews.com

test

Kesehatan

Sabtu, 10 April 2021 11:20 WIB

Berpuasa di Tengah Pandemi, Menurunkan Imunitas Atau Tidak?

Editor: Ferro Maulana

Berpuasa di bulan suci Ramadhan. (Foto: Dok Net)
Berpuasa di bulan suci Ramadhan. (Foto: Dok Net)

PMJ NEWS -  Pemerintah melalui Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat tidak khawatir terhadap sistem imunitas tubuh, walaupun menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Wiku melanjutkan, banyak studi yang menyatakan bahwa puasa yang setidaknya dilakukan selama tiga hari akan efektif membantu proses peremajaan sistem imun melalui produksi sel darah putih baru.

Adapun imunitas juga dapat diperkuat dengan upaya lain seperti menjaga asupan yang berkualitas, seperti mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat sebagai sumber kalori, yang dapat berupa nasi, roti, dan lainnya.

Kemudian, makanan lain yang bisa dimakan setiap hari seperti telur, ikan, atau daging harus dimakan sebagai sumber protein yang merupakan pembentuk imun dan jaringan tubuh lainnya.

Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito. (Foto: PMJ News/Setpres).
Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito. (Foto: PMJ News/Setpres).

Menurut Wiku, sayur dan buah juga tetap harus dimakan dengan rutin untuk mendapatkan mikronutrien esensial.

"Ketika berbuka memang saat yang membahagiakan, namun tetap jaga penguasaan diri kita dengan membatasi makan makanan tinggi lemak seperti gorengan, gajih, dan lainnya, serta mengurangi konsumsi gula dari takjil dan makanan penutup," tuturnya dalam siaran persnya, Sabtu (10/4/2021).

Selain asupan gizi, olahraga juga dapat menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Alasannya, kegiatan inidapat meningkatkan output cairan dari tubuh. Namun disarankan, berolahraga setelah sahur, sebelum berbuka, atau 1-2 jam setelah berbuka puasa.

"Durasi olahraga juga dibatasi hingga kurang dari 2 jam untuk mengoptimalkan pembentukan dan fungsi sistem imun. Cairan yang diasup juga ditingkatkan 1,5-2x lipat dibandingkan biasa," sambung Wiku.

Selain menjaga asupan gizi dan berolahraga, pembentukan imunitas dapat disempurnakan dengan pelaksanaan vaksinasi. Sesuai arahan Kementerian Agama bahwa vaksinasi tetap akan dilakukan mengingat berdasarkan pertimbangan khusus bahwa injeksi intramuskular tidak membatalkan puasa.

"Proses vaksinasi akan dilakukan sebagaimana vaksinasi saat bulan lainnya demi mencapai herd immunity dan target vaksinasi dari pemerintah," ungkap Wiku.

Meski begitu yang tak kalah penting, Wiku mengimbau selain meningkatkan imunitas, umat muslin juga harus tetap disiplin protokol kesehatan. Frekuensi cuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan harus ditingkatkan.

Kemudian, perbanyak istirahat, dan menunda puasa jika berada dalam keadaan sakit berat.

"Dan untuk tetap menjaga kondisi mental dan psikologis dengan terus beribadah, berdoa, maupun berkumpul dengan keluarga inti di rumah," pungkasnya.

BERITA TERKAIT