Sabtu, 27 Februari 2021 14:22 WIB
Jebolnya Tanggul Sungai Citarum, Duka Bersama Masyarakat
Editor: Ferro Maulana
PMJ NEWS - Tanggul Sungai Citarum yang berada di Desa Sumberurip, Kecamatan Pabayuran, Kabupaten Bekasi, jebol, pada Minggu (21/2/2021). Ketinggian air sudah mencapai 1,5 meter atau sudah merendam atap rumah warga. Empat desa pun terdampak antara lain, Desa Sumberurip, Desa Bantasari, Desa Karangsegar dan Desa Sukaurip.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (BNPB) Raditya Jati menerangkan pihaknya mendapatkan data wilayah terdampak dari BPBD Kabupaten Bekasi.
"Keempat desa berada di Kecamatan Pebayuran. Banjir mengakibatkan 5 unit rumah hanyut. Petugas BPBD Kabupaten Bekasi melaporkan tinggi muka air antara 100 hingga 250 cm," kata Raditya Jati melalui pernyataan tertulisnya.
Raditya Jati mengungkapkan, BPBD Kabupaten Bekasi telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak penanganan darurat. Di antaranya, bambu, karung, mi instan, air mineral, makanan siap saji, obat-obatan, vitamin, perahu evakuasi, mesin perahu, tali tambang dan lampu tembak.
Dirinya melanjutkan, pihaknya juga melakukan pemantauan terkait dengan peristiwa banjir di Kabupaten Karawang. Berdasarkan pantauan Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB, kata dia, terdapat sebanyak 34 desa di 15 kecamatan terdampak banjir Kabupaten Karawang pada pada Sabtu (20/2/2021) malam.
"Banjir disebabkan antara lain akibat hujan intensitas tinggi dan luapan Sungai Citarum," tuturnya.
Lebih jauh ia mengatakan, sebanyak 15 kecamatan terdampak. Seperti, Kecamatan Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Tirtajaya, Pedes, Cikampek, Purwasari, Ciampel, Pangkalan, Klari, Tempuran, Tirtamulya, Jatisari, Rawamerta, Karawang Barat dan Cilamaya Wetan.
"Warga terdampak mencapai 9.331 KK atau 28.329 jiwa. Sedangkan 1.075 KK atau 4.184 jiwa mengungsi. Banjir mengakibatkan 8.539 unit rumah terendam dan sejumlah infrastruktur terdampak. Petugas di lapangan masih terus melakukan pendataan lanjutan," jelasnya.
Dia mengatakan, BPBD Kabupaten Karawang bersama TNI, Polri dan organisasi perangkat daerah terkait serta sukarelawan membantu evakuasi warga di lokasi terdampak. BPBD juga mengoperasikan dapur umum untuk penyedian kebutuhan nutrisi warga terdampak.
Lanjutnya, tidak semua korban banjir mengungsi menuju titik pengungsian. Sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat, masjid dan hotel.
"BNPB telah memberikan dukungan berupa pendampingan pos komando penanganan banjir, bantuan dana siap pakai sebesar Rp250 juta, masker 10.000 buah, selimut 80 buah dan lampu garam 300 buah. BNPB juga mendukung 1 perahu karet dan 10 buah pelampung yang dibutuhkan saat evakuasi warga," ungkap Raditya Jati.
Penyebab Jebolnya Sungai Citarum
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menjelaskan jebolnya tanggul Sungai Citarum. Diketahui, jebolnya tanggul menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Pernyataan tersebut disampaikan Basuki seusai melakukan peninjauan ke beberapa titik bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Doni Monardo.
"Kita lihat tadi ada beberapa tanggul-tanggul yang jebol. Bukan hanya tanggul sungai, tapi juga tanggul-tanggul saluran irigasi. Itu muka airnya sudah rata semua," ungkap Basuki.
Menurut Basuki jebolnya tanggul Sungai Citarum ini ada kaitannya dengan aliran air Sungai Cibeet yang merupakan anak Sungai Citarum. Selain itu, debit air yang masuk melampaui daya tampung sungai tersebut.
"Debitnya sekarang yang masuk ke Sungai Citarum 900 meter kubik per detik. Jadi walaupun dari Jatiluhur dikurangi outflow-nya, karena hanya untuk menggerakkan listrik, tapi bergabung debit menjadi 1.300 meter kubik per detik," tuturnya.
"Daya tampungnya, kapasitasnya 1.100 meter kubik per detik sehingga itu memang meluap," sambungnya.
Basuki juga mengatakan, saat ini pihak PUPR melalui Balai Besar Citarum tengah melakukan pemasangan tanggul. "Kami juga sudah bergerak dari Balai Besar Citarum untuk segera mengatasi, menutup," tukasnya.
TNI-Polri Salurkan Bantuan
Sementara itu, jajaran Polda Metro Jaya bersama Kodam Jaya memberikan bantuan bagi korban banjir di wilayah Kabupaten Bekasi. Pihak kepolisian membuka dapur umum untuk membuat 500 sampai 750 makanan yang akan dibagikan kepada korban banjir luapan Sungai Citarum tersebut. Tercatat ada sekitar 10.000 KK di empat desa di Kabupaten Bekasi.
"Kita akan siapkan dapur lapangan atau dapur umum yang bisa memuat sekali masak ratusan makanan sekali masak," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus dalam pernyataan tertulisnya, di Jakarta.
Yusri melanjutkan, Mabes Polri juga menurunkan helikopter untuk membantu proses pembagian bantuan mengingat akses jalan yang terputus akibat banjir.
"Dari Polda Metro Jaya kita kasih bantuan sembako dan ada bantuan dari helikopter dari Mabes Polri dan TNI dengan memberikan bantuan secara langsung," tutur Yusri menambahkan.
Kemudian, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran juga meninjau langsung salah satu titik banjir terparah di Kabupaten Bekasi.
Yusri mengatakan Kapolda dan Pangdam turut membantu mengevakuasi warga dengan menerjunkan puluhan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang masih berada di rumahnya masing-masing.
Terpisah, Kapolres Metro Bekasi, AKBP Hendra Gunawan menjelaskan, total ada 9 desa yang terdampak terendam banjir dari tanggul sungai Citarum yang jebol. Antara lain, Desa Karangsegar, Desa Sumberurip, Desa Sumberreja, Desa Karangharja, Desa Sumbersari, Desa Bantarsari, Desa Bantarjaya, Desa Karangpatri, dan Desa Karanghaur.
Lebih jauh Hendra menuturkan, total ketinggian air di sembilan desa tersebut mulai dari 50 cm sampai dengan 2 meter. Hingga saat ini, belum ada informasi terkait dengan korban jiwa karena banjir akibat jebolnya Tanggul Sungai Citarum.
Meskipun begitu, total warga yang telah mengungsi sudah mencapai ribuan KK (Kepala Keluarga).
"Belum ada korban jiwa sampai dengan hari ini. Sementara untuk warga yang mengungsi ini jumlahnya beragam dari tiap desa," papar Hendra menambahkan.
"Berdasarkan data yang kami peroleh, di Desa Karangsegar yang mengungsi ada 5.284 orang, Desa Sumberurip dengan total pengungsi 5000 orang, Desa Sumberreja 2.670 warga, Desa Karangharja 200 orang, Desa Sumbersari 552 orang, Desa Bantarsari dengan total pengungsi 750, Desa Bantarjaya 300 orang. Lalu Desa Karangpatri yaitu 3600 warga, dan yang terakhir, Desa Karanghaur dengan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 338 orang," jelasnya.
Menurut Hendra, debit air yang meningkat sehingga menyebabkan tanggul sungai Citarum jebol. Akibatnya, beberapa desa terendam banjir hingga hari ini.
“Total ada 9 desa yang masih terdampak banjir akibat jebolnya tanggul sungai Citarum, yaitu Desa Karang Segar, Sumber Urip, Sumber Reja, Karang Harja, Sumber Sari, Bantar Sari, Bantar Jaya, Karang Patri, hingga Karang Haur,” urainya melanjutkan.
13.777 Lebih Personel Diterjunkan
Para personel gabungan mulai dari TNI, Polri, BPBD Kabupaten Bekasi, hingga tenaga kesehatan dari TNI, Polri dan Pemda Kabupaten Bekasi diterjunkan langsung untuk membantu evakuasi warga.
“Sampai dengan hari ini, total warga yang telah berhasil dievakuasi oleh personel gabungan dari TNI, Polri, Tim SAR, dan BPBD Kabupaten Bekasi sebanyak 13.777 orang. Ini masih akan bertambah, mengingat masih ada warga lainnya yang belum sempat dievakuasi,” ungkap Kapolres Bekasi Hendra.
Tak hanya mengevakuasi para korban yang terdampak banjir akibat tanggul Sungai Citarum yang jebol, jajaran kepolisian dan pihak terkait juga turut melakukan berbagai upaya untuk menangani banjir ini.
“Beberapa upaya yang telah kami lakukan bahkan sampai dengan hari ini, yaitu jelas dengan melakukan evakuasi korban, mendirikan posko banjir dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan logistik para korban, mendirikan tenda penampungan bagi warga, lalu menyalurkan bantuan sembako hingga pakaian layak pakai, serta melakukan trauma healing kepada para warga hingga anak-anak yang terdampak banjir,” urainya menambahkan.
Hendra kembali menjelaskan, tidak hanya mengevakuasi para korban yang terdampak banjir akibat Tanggul Sungai Citarum yang jebol, jajaran kepolisian dan pihak terkait juga turut melakukan berbagai upaya untuk menangani banjir ini.
“Beberapa upaya yang telah kami lakukan bahkan sampai dengan hari ini, yaitu jelas dengan melakukan evakuasi korban, mendirikan posko banjir dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan logistik para korban, mendirikan tenda penampungan bagi warga, lalu menyalurkan bantuan sembako hingga pakaian layak pakai, serta melakukan trauma healing kepada para warga hingga anak-anak yang terdampak banjir,” ujar Hendra panjang lebar.
Presiden Jokowi Tinjau Perbaikan Tanggul
Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan perbaikan tanggul di Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Jokowi menargetkan, pembangunan tanggul selesai dalam dua hari ke depan.
“Pada Sabtu malam, jam 10 tanggal 20 Februari yang lalu Tanggul Citarum ini jebol. Ada tiga titik yang mengalami jebol tanggul seperti ini,” terang Jokowi dalam siaran pers-nya.
Kepala Negara melanjutkan, perbaikan tanggul sudah dilakukan sejak dua hari yang lalu. Jokowi pun memberikan target perbaikan tanggul selesai dalam waktu dua hari ke depan.
“Ini Insya Allah, tadi saya memberikan target maksimal dua hari lagi sudah harus selesai tanggulnya. Sehingga. semuanya berfungsi normal kembali,” tuturnya.
Masih di tempat dan kesempatan yang sama, Jokowi mengaku telah membahas terkait rumah warga yang terkena dampak jebolnya tanggul. Dirinya mengungkapkan, perbaikan bakal diselesaikan secepatnya.
“Kemudian masyarakat yang terkena dampak tadi sudah kita beri bantuan. Di sini tadi ada 30 juga perumahannya akan segera diselesaikan dalam waktu secepat-cepatnya,” tegas Jokowi.
Ketua MPR dan Ormas Salurkan Bantuan
Di tempat berbeda, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melepas 5 organisasi kemasyarakatan yang ikut menyalurkan bantuan sosial ke Kabupaten Bekasi.
Adapun keenam organisasi tersebut meliputi Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS), Rescue Ikatan Motor Indonesia (IMI DKI Jakarta), Pemuda Pancasila, Garda Ojol dan Motoladies.
Bamsoet menjelaskan nantinya bantuan akan diberikan untuk korban banjir di 8 desa di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Diketahui, banjir itu terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Citarum sepanjang 50 meter.
"Kedelapan desa tersebut yakni Desa Sumberurip, Desa Karangharja, Desa Sumbereja, Desa Karang Patri, Desa Bantarsari, Desa Karanghaur, Desa Sumbersari, dan Desa Bantarjaya. BPBD Kabupaten Bekasi mencatat setidaknya sudah lima unit rumah hanyut serta ribuan rumah rusak akibat musibah tersebut. Menyebabkan hingga 6.500 warga mengungsi di 16 titik pengungsian," ungkap Bamsoet dalam siaran persnya.
Ketua IMI ini kembali menerangkan mengingat mayoritas warga merupakan petani, banjir juga menyebabkan sekitar 280 hektar lahan persawahan rusak.
Ia pun berharap dengan adanya gerakan gotong royong dan saling peduli dapat mengurangi beban para korban.
"Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga pemerintah pusat harus meningkatkan sinergitas dalam membenahi infrastruktur penanggulangan banjir, seperti tanggul Sungai Citarum. Karena menurut informasi warga sekitar, tanggul Sungai Citarum tersebut sudah rapuh sejak tahun 2010. Selama ini warga secara mandiri menahan tanggul dengan menumpuk karung berisi pasir atau tanah," jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menyampaikan infrastruktur yang tidak kuat membuat tanggul jebol. Terlebih saat terjadi cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi dan limpahan air yang deras.
Hal ini mengingat kapasitas maksimal tampung Sungai Citarum dalam keadaan normal rata-rata hanya sekitar 800 meter kubik.
"Akibat cuaca ekstrim beberapa hari lalu, limpahan airnya dikabarkan mencapai 1.300 meter kubik. Selain menguatkan infrastruktur tanggul, pemerintah pusat hingga daerah juga perlu membenahi daerah aliran sungai (DAS) di sepanjang Sungai Citarum. Mengembalikan lagi ke fungsi awalnya sehingga tidak banyak bangunan liar yang berdiri di sana," tandasnya.
Pemprov Jabar Siapkan Anggaran Rp560 Miliar
Pasca jebolnya Tanggul Sungai Citarum, Pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat langsung bergerak untuk melakukan perbaikan tanggul jebol sesegera mungkin. Pada saat proses perbaikan tanggul jebol Sungai Citarum, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau langsung lokasi bencana.
Dalam kunjungannya itu, Ridwan Kamil (Kang Emil) menyampaikan progres pembangunan tanggul jebol Sungai Citarum. Kang Emil menyatakan bahwa perbaikan tanggul jebol Sungai Citarum itu agar arus air tidak masuk ke pemukiman warga.
"Ada dua level untuk emergency yang akan dikerjakan sore sampai malam ini mudah-mudahan secepatnya bisa selesai,” ucap Kang Emil.
“Citarum meluap luar biasa. Kapasitasnya yaitu 800 meter kubik. Kemarin sampai 1.300 meter kubik. Jadi melebihi tinggi akhirnya menjebol beberapa titik,” tuturnya menambahkan.
Kang Emil mengatakan, bantuan logistik untuk masyarakat terdampak banjir terus mengalir, baik dari BPBD Kabupaten, BPBD Provinsi, maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sedangkan, warga yang rumahnya rusak berat maupun roboh akibat banjir dapat mengikuti program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu).
“Untuk kedaruratan mudah-mudahan ambil contoh yang surut sehingga dapat dikerjakan titik ini, kita akan perbaiki supaya air tidak mengalir lagi ke titik-titik rumah yang lain,” ucapnya.
“Kita ada anggaran rutilahu. Membangun rumah baru nanti kita upayakan bisa dari pemerintah kabupaten maupun provinsi nanti tinggal didata oleh kepala desa,” ujarnya.
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar menganggarkan Rp560 miliar untuk memperbaiki 31.500 unit rumah rutilahu sepanjang 2021 di 27 daerah.
Selain itu, Kang Emil menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur pengendali banjir di Jabar terus berjalan. Ada yang sudah 100 persen selesai. Ada pula yang masih dalam tahap pembangunan.
"Penyodetan Sungai Cisangkuy sudah 100 persen. Yang tadinya air dari Cisangkuy ke Citarum melewati permukiman dan bikin banjir, hari ini air dari Cisangkuy sudah di belokan langsung ke Citarum tanpa melewati pemukiman. Itu contoh program penanganan banjir yang sudah 100 persen," tuturnya dilaporkan Humas Jawa Barat.
Selain Sodetan Cisangkuy, sejumlah bendungan untuk mengendalikan banjir di beberapa daerah, seperti Bendungan Sadawarna, sedang berjalan. Pun demikian dengan penanganan banjir di Kali Bekasi.
"Kali Bekasi ada tiga proyek baru dimulai awal tahun. Upaya penanganan sedang dikerjakan. Ada yang baru dimulai, ada yang sudah 50 persen, ada yang sudah 100 persen," kata Kang Emil.
Perbaikan dan Pemulihan Sudah 80 Persen
Perbaikan Tanggul Sungai Citarum terus dikebut hingga Sabtu (25/2/2021) siang pukul 13.00 WIB, telah lebih dari 80 persen. Lebih enam unit alat berat dikerahkan untuk mempercepat perbaikan tanggul di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat untuk memasukkan tanah ke dalam geobag yang berfungsi sebagai penahan aliran air dari sungai Citarum.
Perbaikan tanggul di desa Sumberurip telah dilakukan sejak Rabu (24/2/2021) pagi oleh dinas PUPR dan balai besar wilayah sungai Citarum.Ditargetkan, perbaikan tanggul Citarum selesai dilakukan pada hari ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Joko Widodo.
Perbaikan tanggul harus selesai dalam waktu cepat untuk mengantisipasi masuknya aliran sungai Citarum ke rumah warga terutama saat hujan deras. Saat ini kondisi rumah warga dan jalan sekitar sudah tidak terdapat genangan air.
Sementara itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) ditunjuk oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) untuk melakukan tanggap darurat atas jebolnya tanggul Sungai Citarum Hilir di Kampung Sumber Urip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (20/2/2021) akhir pekan lalu.
Sebagai informasi, terdapat lima titik kritis di sepanjang tanggul Sungai Citarum yang jebol akibat tingginya curah hujan. Titik pertama sepanjang 50 meter di Kecamatan Pebayuran. Titik kedua terdapat di Kampung Solokan Kendal, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong sekitar 90 m dan Kampung Biyombong.
Berikutnya, titik ketiga berada di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong sepanjang 10 m. Dua titik diantaranya memiliki kondisi yang sangat kritis, berlokasi di Desa Sumberjaya dan Desa Pantai Bahagia di Kecamatan Muara Gembong.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa semua bahan yang dibutuhkan untuk perbaikan tanggul sudah siap di lapangan.
"Sudah kita operasikan enam excavator untuk mengisi dan mengangkat geobag yang beratnya masing-masing 1 ton. Dengan geobag jumbo tersebut diharapkan kuat untuk menahan arus sungai," tutur Menteri PUPR.
Selain itu, Menteri Basuki juga mengatakan akan melanjutkan penyelesaian pembangunan tanggul di hilir Sungai Citarum.
"Tanggulnya sendiri dari Bendung Curug sampai ke Muara panjangnya 150 km yang terbangun baru 20 km karena melintasi kawasan permukiman, ini juga akan kita perkuat," ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PT Wika, Mahendra Vijaya menyambut baik dan menyatakan kesiapan untuk melaksanakan penugasan yang diberikan oleh Pemerintah.
“Kami siap untuk menjalankan tugas ini dengan penuh integritas seraya terus menjaga komunikasi dan kerja sama dengan para pihak terkait,” ujar Mahendra.