test

News

Rabu, 10 Februari 2021 17:21 WIB

Penjelasan KNKT Soal Adanya Anomali pada Autothrottle Sriwijaya Air SJ 182

Editor: Ferro Maulana

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo. (Foto: dok Net)

PMJ NEWS -  Komite Nasional Keselamatan Trasnportasi (KNKT) menjelaskan soal adanya anomali dalam sistem autothrottle pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berdasarkan laporan awal (preliminary report) investigasi kecelakaan itu.

“Saat ini memang yang kita ketahui autothrottle yang kiri bergerak mundur. Apakah ini yang rusak, kita belum tahu karena dua-duanya menunjukkan sikap yang berbeda,” tutur Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo dalam siaran persnya secara virtual di Jakarta, Selasa (10/2/2021).

“Dua-duanya mengalami anomali, yang kiri mundur terlalu jauh, yang kanan tidak bergerak seperti macet,” tambahnya.  

Pesawat Sriwijaya Air. (Foto: Dok Net)
Pesawat Sriwijaya Air. (Foto: Dok Net)

Untuk diketahui, Autothrottle merupakan sistem yang digunakan untuk mengubah pengaturan kekuatan mesin pesawat.

Nurcahyo menyebutkan terdapat 13 komponen lain yang terhubung dengan gerakan autothrottle tersebut.

“Mengapa anomali ini muncul? Kita mesti lihat ada 13 komponen yang terkait dengan gerakan autothrottle ini. Masalahnya ada di mana, saat ini kami belum menentukan. Beberapa komponen yang sudah kita kirim, tapi belum bisa menjawab masalahnya apa,” sambungnya.

Sekedar informasi, berdasarkan kronologi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, pada pukul 14.39.47 WIB saat melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri.

Adapun, tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap.

Pengatur lalu lintas udara (ATC) Airnav Indonesia memberikan instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59

“Itu ada komunikasi terakhr dengan SJ 182,” sambungnya.

Pada pukul 14.40 WIB, kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) merekam ketinggian tertinggi, yaitu 10.900 kaki.

“Selanjutnya pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif atau ‘disengage’ ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat pada posisi naik atau ‘pitch up’ dan pesawat miring ke kiri atau ‘roll’,” ungkap Nurcahyo.

Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap,” lanjutnya.

Sementara itu, pada pukul 14.40 WIB, FDR mencatat authrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down).

BERITA TERKAIT