logo-pmjnews.com

News

Senin, 1 Februari 2021 15:40 WIB

Ada Kudeta Militer, Kemenlu Pastikan Ratusan WNI di Myanmar Aman

Editor: Ferro Maulana

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu Judha Nugraha
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu Judha Nugraha

PMJ NEWS - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha menegaskan sekitar 500 WNI yang berada di Myanmar saat ini dalam kondisi baik dan aman. Laporan tersebut disampaikan di tengah perkembangan situasi politik Myanmar yang bergejolak khususnya penangkapan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.

“Aman ya. Mayoritas WNI bekerja di sektor migas (minyak dan gas), pabrik, industri garmen, dan anak buah kapal (ABK),” ungkap Judha kepada wartawan, di Jakarta, Senin (1/2/2021).

Judha memastikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon, Myanmar, telah memberikan imbauan kepada masyarakat, serta menghubungi simpul-simpul komunitas masyarakat Indonesia agar tetap tenang dan menghubungi hotline KBRI bila menghadapi masalah nantinya.

Situasi memanas di Myanmar. (Foto: Dok Net)
Situasi memanas di Myanmar. (Foto: Dok Net)

Menurutnya Kemenlu siang ini juga telah mengeluarkan pernyataan untuk mendesak semua pihak di Myanmar agar menahan diri. Kemenlu menyatakan Indonesia sangat prihatin atas perkembangan politik terakhir di Myanmar.

“Indonesia mendesak semua pihak di Myanmar untuk menahan diri dan mengedepankan pendekatan dialog dalam mencari jalan keluar dari berbagai masalah yang ada. Sehingga situasi tidak semakin memburuk,” demikian pernyataan resmi Kemenlu.

Masih dari keterangannya, Indonesia mengimbau penggunaan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam ASEAN. Antara lain, komitmen pada hukum, kepemerintahan yang baik, prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional.

Pemerintah RI juga menggarisbawahi bahwa perselisihan-perselisihan terkait hasil pemilihan umum sekiranya dapat diselesaikan dengan mekanisme hukum yang ada di sana.

BERITA TERKAIT