logo-pmjnews.com

News

Kamis, 7 Januari 2021 16:10 WIB

Teroris JAD di Makassar Cari Bibit Muda Untuk Dilatih Teror dan Pengeboman

Editor: Fitriawan Ginting

Penulis: Adi Maulana Putra

Lokasi penyergapan teroris oleh Densus 88. (Foto ; PMJ/Adi).
Lokasi penyergapan teroris oleh Densus 88. (Foto ; PMJ/Adi).

PMJ NEWS - Penangkapan 20 terduga teroris di Makassar merupakan jaringan dari kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Mereka merupakan kelompok yang pernah di bai'at kepada khilafah dan ISIS di tahun 2015 melalui pondok pesantren Tanfizul Quran pimpinan Ustaz Basri, yang ditangkap Densus 88 di Sudiang pada 2015 silam.

Anggota Densus 88 Antiteror Polri, Brigjen Pol Ibnu Suhendra menjelaskan, kelompok tersebut sudah diintai sejak 2015 silam. Kelompok ini mencari bibit-bibit muda untuk gabung bersama mereka dengan mengikuti kajian dan arahan atau doktrinisasi sesuai yang menjadi visi kelompok tersebut.

Polda Sulsel tunjukkan barang bukti. (Foto ; PMJ/Adi).
Polda Sulsel tunjukkan barang bukti. (Foto: PMJ/Adi).

“Kelompok ini memberikan fasilitas pelatihan seperti menembak dan juga pembinaan fisik dengan naik gunung. Mereka melatih dengan tujuan mempersiapkan kader-kadernya untuk melakukan teror dan pengeboman,” tegas Brigjen Pol Ibnu Suhendra, Kamis (7/1/2021) di Mapolda Sulsel.

“Mereka merupakan perencana pengeboman Gereja Hulu 2019. Barang bukti yang kami amankan, satu rangkaian bom, senjata laras panjang, senjata tajam seperti parang, badik, pedang, samurai dan pisau. Buku radikal dan lainnya berhasil kami amankan sebagai barang bukti,” sambung Ibnu Suhendra.

Barang bukti senapan dan lainnya dari tangan teroris. (Foto ; PMJ/Adi).
Barang bukti senapan dan lainnya dari tangan teroris. (Foto: PMJ/Adi).

Ideologi kelompok ini juga kepada ajaran khilafah dan ISIS yang selama ini didoktrinkan kepada para pengikutnya.

“Kami menemukan pemuda-pemuda dari beberapa daerah ditemukan. Doktrinnya aksi radikalisme yang menyebabkan anak-anak muda kita melakukan latihan-latihan militer untuk rencana-rencana peyerangan kepada aparat yang menurut dia haram, tidak sejalan dengan ideologinya,” terang Ibnu Suhendra.

“Jaringan teroris yang di Sulsel tidak hanya terjadi di Sulsel saja. Jaringan ini menghubungan Makassar dengan lainnya seperti Jakarta yang sudah kami amankan. Kami akan dalami kelompok radikal ini sampai dimana dan sejauh mana,” tandasnya.

BERITA TERKAIT