logo-pmjnews.com

News

Senin, 4 Januari 2021 17:04 WIB

Terorganisir, Teroris JI Bentuk Kadernya Jadi Ahli IT, Bahasa dan Managemen

Editor: Fitriawan Ginting

Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto. (Foto : PMJ/Dok Polri).
Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto. (Foto : PMJ/Dok Polri).

PMJ NEWS -  Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah (JI) mempersiapkan kader muda potensial dari berbagai Pondok Pesantren dalam perekrutannya. Anggotanya itulah yang nanti dibekali ilmu bela diri untuk dikirim ke Suriah.
Disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono, tidak hanya kesiapan melatih bela diri, Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto juga mempersiapkan kehalian lainnya seperti ahli Bahasa, ahli IT dan ahli managemen.

“Jaringan ini (JI) ingin memberi kontribusi ke Suriah. Seperti bela diri. Dan meraka juga mempersiapkan anggota dengan matang, seperti mempersiapkan ahli Bahasa, ahli IT dan juga ahli managemen. Managemen ini sudah tertata dan terorganisir sekali,” terang Irjen Pol Argo Yuwono, Senin (4/12/2021).

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat memberikan keterangan pers. (FotoL PMJ News)
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat memberikan keterangan pers. (FotoL PMJ News)

“Ahli managemen ini untuk mengatur logistik, pendistribusian, pengaturan anggota termasuk mengurusi para jihad dan keluarganya serta keberangkatan ke Suriah. Ahli managemen ini yang atur semua,” sambung Argo Yuwono.

Hal yang sama juga dikatakan Para Wijayanto. Pemimpin JI wilayah Jawa Tengah sejak tahun 2008-2019 ini mengatakan, dirinyalah yang membuat pusat pelatihan (Sasana) di Jawa Tengah untuk membentuk para kadernya sesuai yang diinginkannya. Termasuk menjadi lokasi untuk mencari anggota baru dengan target anak-anak muda.

“Target utama anak-anak Ponpes. Mereka sudah punya basic berbahasa Arab. Jadi kami mudah mengarahkannya saat berada di Suriah. Karena di Suriah menggunakan Bahasa Arab. Biar nyambung ketika bicara soal agama. Maka anggota kami banyak dari Ponpes,” terang Para Widjayanto.

Kriteria menguasai ilmu Syar’I dan bahasanya cukup bagus. Dan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Para Widjayanto mengumpukan 7 angkatan dengan total anggota sekitar 96 orang sejak 2013 dimulai di Sasana. Mengenai video simulasi yang beredar ia juag mengakuinyua. Termasuk dana yang didapat, Para Widyanto mengatakan mendapatkannya dari infaq anggotanya sebesar 100 ribu rupiah per orang yang dikalikan dengan 6000 anggotanya. Total dananya minimal 600 juta rupiah.

“Dana kita dapat infaq dari anggota per orang 100 ribu rupiah. Kita butuh tiket Indonesia-Turki PP, biaya tinggal selama disana. Ongkos hotel dan makan kita tanggung. 1 kali angkatan berangkat sekitar 300 juta rupiah. Dana kami bisa dihitung 100 ribu per orang dikali 6 ribu anggota kami,” tutup Para Widjayanto gembong teroris jaringan Jamaah Islamiyah.




BERITA TERKAIT