test

Kesehatan

Jumat, 19 Juni 2020 10:28 WIB

Begini Alasan Medis Soal Larangan Berbicara di Angkutan Umum

Editor: Hadi Ismanto

Penumpang commuter line atau KRL (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hdi)

PMJ - Sejumlah moda transportasi umum melarang pengguna untuk berbicara atau ngobrol sesama penumpang. Kebijakan ini diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Menanggapi soal pelarangan ini, Dokter spesialis penyakit dalam pada Junior Doctor Network dr Edward Faisal memaparkan alasan medis kenapa berbicara di dalam transportasi publik tidak disarankan.

Menurut dia, tetesan atau droplet kecil yang keluar dari mulut seseorang dan dapat bertahan 15 menit sebelum jatuh. Karenanya, sang dokter menyarankan agar tetap menggunakan masker saat di dalam transportasi umum.

"Untuk penumpang yang mengobrol, sebenarnya secara penelitian, dia akan mengeluarkan droplet kecil selama 15 menit. Ini menurut CDC, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (serikat)," ungkap Edward dalam sesi talkshow di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (17/6/2020).

"Karena itu penting diperhatikan, disarankan pakai masker untuk menahan laju droplet. Jadi tidak boleh ngobrol dulu memang," sambungnya.

Jadi buat masyarakat yang kebetulan menaiki transportasi publik bersama-sama, dengan teman ataupun keluarga, Edward menyarankan untuk tetap menjaga jarak.

"Pakai kode mata saja yang sedang pacaran. Nanti janjiannya di luar MRT atau commuter line," ucapnya sambil tersenyum.

Edward menyampaikan, berdasarkan penelitan diketahui jarak aman agar tidak terpapar Covid-19 minimal satu meter. Droplet dari seseorang yang batuk baru jatuh setelah mencapai jarak minimal satu meter.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak berdesakan saat hendak masuk ke stasiun, di peron dan di dalam kereta. Tidak perlu pula menyelak penumpang lainnya, karena bisa saja berisiko jika ternyata mereka orang tanpa gejala (OTG).

"Tapi saya ingatkan jangan melakukan stigma ke setiap orang ya," tukasnya.(Hdi)

BERITA TERKAIT