test

Kesehatan

Jumat, 19 Juni 2020 11:25 WIB

Jangan Takut! Ikut Rapid Test Agar Penanganan Covid-19 Bisa Lebih Maksimal

Editor: Ferro Maulana

Masyarakat mengikuti Rapid Test. (Foto: PMJ/ DOk Net)

PMJ – Semakin hari, jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona (atau COVID-19) di Indonesia selalu bertambah. Demi mengetahui penyebaran dan jumlah orang yang positif, Presiden Joko Widodo mengimbau agar masyarakat melakukan Rapid Test di beberapa wilayah Indonesia.

Tujuan dan fungsi Rapid Test ini sendiri yakni untuk mengetahui siapa saja orang yang mempunyai potensi menyebarkan virus corona, dan bisa cepat dilakukan tindakan agar jumlah kasus COVID-19 di Indonesia tidak semakin bertambah.

Boleh dikatakan, Rapid Test massal menjadi salah satu langkah pemerintah dalam melawan pandemi Corona-19. Tujuannya, agar penanganan Covid-19 dapat lebih maksimal, sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti sediakala.

"Manfaatkan Rapid Test massal ini dengan baik, demi kesehatan. Tidak perlu gengsi atau malu. Apapun hasilnya, merupakan yang terbaik. Mencegah supaya tidak sakit itu lebih baik daripada mengobati setelah sakit. Melaui rapid test ini, bakal diketahui sejak dini kondisi tubuh terhadap Covid-19," terang Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo belum lama ini.

Pemeriksaan rapid tes anggota Polres Metro Bekasi. (Foto: PMJ News)

Jangan Takut Ikuti Rapid Test

Saat ini, Pemerintah RI gencar melakukan Rapid Test, salah satunya sebagai upaya penelusuran usai ditemukannya kasus Covid-19. Tracking hingga Rapid Test dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Namun demikian, di lapangan, belum semua warga menyadari pentingnya Rapid Test. Banyak warga merasa ketakutan, menangis, melobi petugas dengan menyuap agar dibebaskan dari Rapid Test, hingga mengungsi ke pulau lain.

Padahal Rapid Test sendiri, merupakan satu metode screening awal untuk mendeteksi antibodi, yakni Immunoglobulin M (IgM) dan Immunoglobulin G (IgG) yang diproduksi oleh tubuh manusia dalam melawan virus corona. Nantinya, antibodi akan dibentuk oleh tubuh bila terkena paparan virus corona.

Patut diketahui, untuk mendeteksi pembentukan antibodi ini memerlukan waktu, bisa mencapai berminggu-minggu. Jadi, rapid test corona ini hanya sebagai pemeriksaan screening atau penyaringan, bukan untuk mendiagnosa infeksi COVID-19 terhadap seseorang.

MPR Dukung Rapid Test di Pemukiman Padat Penduduk

Ketua MPR Bambang Soesatyo . (Foto: Dok Net/ IST)

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo menegaskan pihaknya mendukung rencana Pemerintah Daerah (Pemda) dan relawan menggelar tes Covid-19 secara cepat (Rapid Test) dan massal di permukiman padat penduduk dengan target uji sampel 1.200 orang per harinya.

Bahkan, menurut Bamsoet, kalau bisa pelaksanaan tes cepat itu bisa bekerjasama dengan melibatkan para camat, kepala desa/lurah, hingga ke tingkat pengurus RT/RW.

"Harus diingat prinsip physical distancing selama pelaksanaan tetap dijaga. Setiap petugas persenjatai dengan APD lengkap sehingga tak terjangkit," tutur Bamsoet menegaskan, di Jakarta.

Bamsoet mendorong Pemda memetakan terlebih dahulu daerah padat penduduk yang akan digelar tes Covid-19 massal, dengan memprioritaskan zona merah sebagai sasaran utama pelaksanaan tes.

Hal ini sebagai upaya mencegah penularan Covid-19 yang berpotensi besar terjadi di pemukiman dengan warga yang sulit menjaga jarak.

Lanjutnya, Pemda bersama Relawan Indonesia Bersatu mempersiapkan sarana prasarana untuk pelaksanaan tes Covid-19 di permukiman padat penduduk secara matang.

Termasuk menyediakan laboratorium yang digunakan untuk melakukan tes polymerase chain reaction (PCR), sehingga dapat memberikan layanan tes Covid-19 dengan baik dan sesuai target. (FER).

BERITA TERKAIT