test

Kesehatan

Selasa, 11 Agustus 2020 18:10 WIB

Cek Perbedaan Vaksin Merah Putih dan Vaksin Sinovac

Editor: Redaksi

Vaksin Sinovac. (Foto: PMJ/ Dok Net)

PMJ- Indonesia saat ini memiliki dua kandidat vaksin Corona yang tengah diuji. Yaitu, disebut vaksin Merah Putih, produksi  dalam negeri yang dikembangkan LBME Eijkman dan vaksin Corona Sinovac yang berasal dari China. Ada perbedaan jelas di antara kedua vaksin ini.

Apa perbedaan dari vaksin 'Merah Putih' yang dikembangkan LBME Eijkman dan vaksin Corona Sinovac? "Perbedaan utamanya adalah platformnya. Kalau Sinovac menggunakan satu virus kemudian diperbanyak di lab lalu virus itu dipisahkan dan dilakukan inaktivasi (inactivated vaccine) setelah itu diformulasikan agar aman bagi manusia. Jadi vaksin yang diberikan adalah keseluruhan virus," kata Direktur LBME, Prof Amin Soebandrio, dalam webinar yang diselenggarakan Society of Indonesian Science Journalist, Minggu (8/8/2020).

Inactivated vaccine adalah bentuk vaksin yang dilemahkan sehingga tidak lagi menyebabkan penyakit. Vaksin yang dibuat dengan metode inaktivasi biasanya perlu beberapa dosis sebelum seseorang bisa mendapatkan kekebalan yang diinginkan.

Sementara itu, dijelaskan oleh Prof Amin, vaksin Merah Putih dikembangkan dengan metode rekombinan. "Kalau Merah Putih adalah sub unitnya. Tidak seluruh virusnya, hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen," tuturnya.

Vaksin Merah Putih. (Foto: PMJ/ Istimewa).

Kedua vaksin Corona ini, baik Merah Putih dan Sinovac, dijadwalkan bisa rampung pada pertengahan 2021. Selain dua kandidat vaksin itu, Presiden Jokowi mengungkapkan, Indonesia juga membuka diri buat kerja sama dengan Uni Emirat Arab dan Korea Selatan.

“Saya rasa kita membuka diri dalam rangka secepat-cepatnya melakukan vaksinasi bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuh Jokowi ketika meninjau pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020).

Uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 produksi Sinovac bakal berlangsung antara enam hingga tujuh bulan ke depan. Tim peneliti melibatkan 1.620 relawan yang setengahnya bakal mendapatkan suntikan vaksin sementara sisanya disuntikkan plasebo. Kelompok yang tidak mendapatkan vaksin ini akan jadi pembanding dengan kelompok yang mendapatkan vaksin.

“Insya Allah di bulan Januari (2021) kita sudah bisa memproduksi sekaligus juga kalau produksinya sudah siap langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di tanah air,” terang Jokowi.(Fer)

BERITA TERKAIT