test

News

Senin, 11 Februari 2019 19:11 WIB

Hendak ke Suriah, Ini Penjelasan Polisi Soal Penangkapan Teroris di Bandara Soetta

Editor: Redaksi

Tim Densus 88 Antiteror Polri. (Foto: Ilustrasi/ Dok Net)
PMJ – Personel Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap seorang teroris berinisial ‘HK’ alias Wahyu Nugroho (alias Uceng) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ketika akan menuju Suriah. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menerangkan, bahwa ‘HK’ telah lama berkomunikasi dengan Muhammad Syaifudin alias Muhammad Yusuf Karim Faiz alias Abu Walid melalui aplikasi Telegram. Pada saat ‘HK’ yang merupakan terpidana kasus terorisme masih menjalani penahanan di Lapas Pasir Putih, Nusa kambangan, Abu Walid menawarkan kepada ‘HK’ untuk hijrah ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. Saat itu Abu Walid berjanji akan memfasilitasi pembelian tiket dan keperluan perjalanan ‘HK’ ke Suriah. Saat ‘HK’ bebas dari Lapas sekitar Maret 2016, tersangka kasus tindak pidana terorisme ini telah intens berkomunikasi dengan Abu Walid terkait hijrah dan informasi terkini di Suriah, serta perihal kondisi ibu Abu Walid di Klaten. "Komunikasi mereka intens, Abu Walid menyarankan ‘HK’ untuk segera bergabung ke Suriah (ISIS) dengan cara mentransfer Rp30 juta untuk pengurusan dokumen keberangkatan termasuk tiket,” tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/02/2019). Untuk diketahui, motivasi ‘HK’ hijrah ke Suriah adalah yakni bergabung dengan kelompok Abu Walid di Suriah. Dedi mengatakan bahwa tersangka ‘HK’ cukup baik berkomunikasi dengan kelompok di Suriah (ISIS). ‘HK’ mendapat arahan dari Abu Walid jika jalur ke Suriah saat ini yang terbuka adalah melalui Khurasan. Selanjutnya, Abu Walid memberikan kontak telegram salah seorang ikhwan Indonesia yang berada di Khurasan atas nama Abu Yahya. "Sekitar pertengahan Desember 2018, Abu Yahya menghubungi ‘HK’ melalui telegram dan meminta email dan foto pasport ‘HK’," jelasnya. Abu Walid di dalam ISIS yang berperan sebagai salah satu algojo. Abu Walid diketahui meninggal dunia pada 29 Januari 2019. Dedi menambahkan, ‘HK’ mendapatkan dana itu dan juga diduga diperoleh untuk membangkitkan ‘sleeping cell terorisme’ di Tanah Air. “Uang itu untuk melakukan aksi teror di Indonesia, tapi kami terus memantau sleeping cell tersebut,” tutupnya.  (FER).

BERITA TERKAIT