test

News

Selasa, 22 Oktober 2019 17:17 WIB

Kebhinekaan dan Kebersamaan Akan Lahirkan Santri yang Kreatif dan Inovatif

Editor: Fitriawan Ginting

Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siraj saat memberi sambutan.(Foto: Dok PMJ News).

PMJ- Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada tanggal 22 Oktober, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar apel sekaligus peresmian Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), yang berada di Parung, Bogor, Jawa Barat.

Dengan adanya kampus tersebut, Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siraj berpesan kepada sleuruh santri, tentang peran dan kontribusinya untuk pembangunan bangsa dan negara melalui fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.

Prinsip gotong royong dan kebersamaan dan kebhinekaan membuatkerjasamamenjadi lebih baik.(Foto: Dok PMJ).

“Di tengah revolusi gelombang keempat (4.0), santri harus kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap nilai-nilai baru yang baik sekaligus teguh menjaga tradisi dan nilai-nilai lama yang baik,” ucap Said Aqil Siraj di Kampus B Unusia, Selasa Pagi (22/10/2019).

“Di tengah gempuran zaman yang serba digital, para santri harus bisa menyeimbangi dirinya antara teknologi dan ngaji,” sambungnya.

Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Agung Sedayu Grup Sugianto Kusuma menambahkan, dengan kerjasama dan juga kolaborasi antara yayasannya bersama PBNU menjadi sebuah gambaran, bahwa kebhinekaan di Indonesia sangat baik dan saling menghargai.

Para santri siap untuk merawat gedung atau kampus yang akan digunakan untuk belajar mengajarnya.(Foto:Dok PMJ).

Kami senang bisa bekerjasama dengan PBNU. Kami bersinergi dan saling bergotong royong untuk mewujudkan impian dan cita-cita mulia, membangun bangsa Indonesia bersama para santri yang ada sebagai penerus bangsa,” ungkap Sugianto Kusuma.

Untuk menunjang apa yang menjadi cita-cita PBNU untuk para santrinya, Hong Tjhin yang merupakan relawan dari Yayasan Buddha Tzu ChiIndonesia mengatakan, seluruh fasilitas di kampus UNUSIA telah dilengkapi dan sangat menunjang sekali.

Hong Tjhin relawan dari Yayasan Buddha Tzu ChiIndonesia.(Foto: Dok PMJ).

“Bagi kami dari yayasan, perbedaan agama bukan jadi halangan untuk kerjasama. Mari kita mempraktekkan ajaran agama. Kita bisa bersinergi, bagaimana kita bisa mewujudkan cinta kasih secara kongkrit. Kita bisa bersinergi bersama-sama,” tandas Hong Tjhin.

“Untuk menunjang pendidikan para santri di kampus, kami ada 30 ruang kelas, ada tempat ibadah centre, mushala, lab, gedung serba guna, kegiatan mahasiswa juga kami siapkan. Harapan kami kedepan ada 2. Pertama meningkatkan budaya merawat agar bisamengakar ke para snatri untuk merawat gedung dengan baik. Kedua, hardware penting, tapi software juga penting. Sofware yang kami maksud, mampu berinteraksi ke pembangunan karakter,” tambah Hong Tjhin. (Gtg-03).

BERITA TERKAIT