test

News

Selasa, 31 Maret 2020 14:25 WIB

3000 Kasus Corona Setiap Hari, Prancis Sukses Kumpulkan Lebih Rp500 Miliar dari Pelanggar Lockdown

Editor: Ferro Maulana

PMJ - Prancis menyebutkan jumlah kematian yang berasal dari Virus Corona (Covid-19) menjadi harian terburuk pada Senin (31/03/2020), melebihi 3.000 kasus untuk pertama kalinya.

Wilayah Grand Est merupakan yang pertama di Prancis, yang dilanda gelombang infeksi yang telah dengan cepat pindah ke barat untuk menelan wilayah Paris yang lebih besar. Di sana terdapat rumah sakit berjuang mati-matian untuk menambah kapasitas tempat tidur perawatan intensif untuk mengatasi masuknya pasien baru Covid-19.

Mengurip dari Channel News Asia, Selasa (31/03/2020), jumlah kematian akibat virus corona sejak 1 Maret naik 16 persen menjadi 3.024. Sementara jumlah kasus perawatan intensif naik lebih dari 10 persen menjadi 5.107, meningkat setelah dua hari mengalami penurunan.

Perdana Menteri Edouard Philippe sudah memperingatkan 67 juta orang di negara itu bahwa Minggu-minggu terberat dalam perang melawan epidemi masih akan datang dan para dokter di ibu kota mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sudah mendekati titik jenuh.

"Hari ini di unit pulmonologi kami merasa sangat jenuh," keluh eorang dokter Jerome Pinot di rumah sakit Georges Pompidou di kota Paris.

"Menemukan tempat dalam perawatan intensif yaitu seperti merasakaan sakit kepala yang tidak pernah berakhir," keluhnya lagi.

"Kami bertanya pada diri sendiri apakah kami dapat memindahkan pasien ini ke unit ini untuk mengambil pasien lain. Ini adalah permainan yang tidak ada habisnya," tandasnya.

Kumpulkan Uang Rp504 Miliar

Dibalik status Lockdown, pemerintah Prancis telah mengumpulkan uang denda sebesar GBP25 juta (atau sekitar Rp504 miliar) dari ratusan ribu warga yang melanggar kebijakan penutupan wilayah secara menyeluruh (lockdown) selama pandemi virus corona. Sementara, lockdown total di Prancis telah diterapkan sejak 17 Maret lalu.

Berdasarkan keterangan Perdana Menteri Edouard Philippe pada Sabtu 28 Maret malam, sekitar 260 ribu warga Prancis telah dikenai denda karena melanggar aturan lockdown.

Mereka merupakan warga Prancis yang tetap berkeliaran di ruang publik tanpa alasan kuat meski sudah diminta untuk tetap berada di dalam rumah.

Sejauh ini, berdasarkan data terbaru Universitas Johns Hopkins pada Minggu (29/03/2020), jumlah kasus covid-19 di Prancis mencapai 38.105 dengan 2.317 kematian dan 5.724 pasien sembuh.

"Pertempuran baru saja dimulai, dan 15 hari pertama di bulan April akan lebih sulit dari 15 hari terakhir,” tutur PM Philippe kepada seluruh warga Prancis.

Lockdown Diperpanjang

Sebelumnya Jumat (28/03/2020), Pemerintah Prancis mengumumkan bahwa lockdown nasional akan diperpanjang hingga setidaknya 15 April mendatang. Lebih dari 100 ribu polisi telah dikerahkan untuk menegakkan aturan tersebut.

Semua sekolah dan Universitas di seluruh penjuru Prancis telah ditutup, begitu juga dengan deretan pertokoan dan tempat usaha yang menjual barang-barang “non-esensial” atau tidak terlalu penting.

Selama lockdown, warga Prancis hanya boleh keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan pokok, berolahraga, berobat, atau melakukan pekerjaan penting.

Sejumlah pos pemeriksaan juga sudah didirikan di seantero Prancis. Petugas jaga nantinya akan menanyai setiap warga yang berada di luar ruangan, mengenai apa urusan mereka dan tingkat urgensinya. Setiap warga Prancis harus dapat menjustifikasi aksi keluar rumah mereka lewat bukti tertulis dalam dokumen yang telah dikeluarkan kementerian.

Denda bagi pelanggar lockdown di Prancis bervariasi, mulai dari 135 hingga 3.700 euro (Rp2,4-Rp66 juta). Terdapat juga ancaman hukuman hingga enam tahun penjara bagi mereka yang berulang kali melanggar. (DBS/ FER)

BERITA TERKAIT