test

News

Selasa, 31 Maret 2020 15:00 WIB

Dampak Lockdown, Jutaan Warga India Kehilangan Pekerjaan dan Mudik Berjalan Kaki

Editor: Hadi Ismanto

Warga India mudik dengan berjalan kaki dampak dari kebijakan lockdown (Foto: Dok Net)

PMJ - Pasca pemberlakuan karantina wilayah (lockdown), jutaan warga India memilih pulang kampung meninggalkan kota-kota besar seperti Delhi dan Mumbai. Opsi tersebut dipilih karena kebanyakan bergantung pada upah harian.

Bahkan banyak dari mereka mudik dengan berjalan kaki menuju rumah mereka di berbagai wilayah pedesaan bersama keluarganya. Mudik menjadi alternatif karena mereka tidak lagi memiliki uang dan makanan.

Seperti dilansir laman BBC, Selasa (31/3/2020), sekitar 100 juta warga India mudik dengan berjalan kaki. Umumnya, mereka merupakan pekerja sektor informal yang menjadi tulang punggung ekonomi kota besar.

Untuk membendung jutaan warga India yang mudik ke kampung halaman, pemerintak pun tidak berencana untuk memperpanjang karantina wilayah (lockdown) untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi meminta kepada 1,3 juta rakyatnya untuk tetap bertahan di rumah hingga 15 April mendatang dengan harapan dapat menghentikan epidemi. Namun, kebijakan ini justru menyebabkan warga India tidak memiliki pekerjaan dan menghadapi bencana kelaparan.

"Tidak ada rencana perpanjangan shutdown," ujar Menteri Kabinet India, Rajiv Gauba, kepada ANI, mitra Reuters. Dia membantah laporan tentang perpanjangan lockdown.

India sendiri memiliki 1.071 kasus virus corona dan 29 orang meninggal dunia. Para pejabat India mengatakan, negaranya masih jauh peningkatan kasus virus corona, namun mereka khawatir karena lemahnya sistem kesehatan publik.

Banyak orang India, umumnya adalah buruh migran mengabaikan karantina wilayah. Mudik massal saat karantina wilayah justru akan memperparah penyebaran virus corona ke wilayah perdesaan.

"Ini merupakan situasi di mana tantangan setiap hari karena populasi migran yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Negara bagian yang tidak terkena (virus corona) bisa menjadi negara bagian yang tertular virus tersebut," jelas Direktur Pusat Nasional untuk Pengawasan Penyakit (NCDC) India, S K Singh.(Hdi)

BERITA TERKAIT