test

News

Minggu, 5 April 2020 19:03 WIB

Kabar Puluhan Hotel Berbintang di Bali Dijual Karena Covid-19 Adalah Hoax!

Editor: Ferro Maulana

Stop hoax yang resahkan masyarakat. (Foto: Ilustrasi/ PMJ News/ FIF).

PMJ - Ketua Bali Hotel Association (BHA) I Made Ricky Darmika Putra menegaskan bahwa tidak benar (hoax) berkenaan informasi yang beredar melalui sejumlah media sosial yang menyebutkan puluhan hotel berbintang di Pulau Dewata akan dijual karena terdampak wabah pandemi virus Corona (Covid-19).

"Mengenai informasi hotel-hotel di Bali yang akan dijual tersebut, sudah banyak dibantah dari pihak hotel. Sehingga informasi itu tidak benar," tutur Ricky, Minggu (05/04/2020).

Menurutnya, BHA yang merupakan Asosiasi General Manager Hotel Berbintang 4 dan 5 seluruh Bali dan mempunyai 168 anggota hotel dengan 32.000 kamar dan 46.000 karyawan.

Meski begitu, Ricky tidak memungkiri saat ini hampir rata-rata hotel di Pulau Dewata ditutup sementara. Hal itu bertujuan mengutamakan imbauan pemerintah tentang keselamatan yang utama dan tetap aman.

"Dalam situasi global seperti sekarang, kami benar-benar mengutamakan imbauan pemerintah, ditambah dengan larangan pemerintah yang memeriksa WNA masuk ke Indonesia serta imbauan supaya masyarakat untuk tetap tinggal dulu di rumah," jelas General Manager Santrian Group tersebut.

Ia melanjutkan, hal tersebut sangat mempengaruhi kedatangan turis mancanegara dan domestik ke Bali.

"Saat ini hampir semua hotel dan restoran di Bali ditutup sementara untuk satu hingga dua bulan ke depan. Sekalian melihat situasi terkini," tambahnya.

Sementara itu, Asosiasi profesi para general manager hotel yang tergabung dalam Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali.

Wakil Ketua IHGMA Bali I Made Ramia Adnyana memastikan informasi tentang puluhan hotel di Bali yang akan dijual itu merupakan hoax.

"Contohnya saja hotel H Sovereign Bali, yang masuk dalam daftar informasi hoax itu. H Sovereign Bali tidak sedang dalam kondisi dijual. Kami masih buka, walaupun ada wisatawan hanya 5-10 kamar," tutur Ramia yang juga GM hotel H Sovereign Bali menegaskan.

Dalam menyikapi situasi yang sulit ini, pihaknya telah melakukan efisiensi di semua lini, termasuk menjadwalkan karyawan untuk mengambil libur, cuti dan "extra off" mereka mulai dari pertengahan Februari 2020.

"Selain itu, juga menunda semua rencana perbaikan produk, menunda semua Purchase Request (PR) dan Purchase Order (PO), melakukan negosiasi pembayaran ke vendor dengan termin yang lebih panjang, serta menagih semua piutang untuk mendapatkan uang tunai," paparnya menutup pembicaraan. (FER)

BERITA TERKAIT