test

News

Jumat, 8 Mei 2020 17:39 WIB

Belajar dari Hikmah dan Tanda Kebesaran Allah SWT Dalam Isra Miraj

Editor: Ferro Maulana

Peristiwa Isra Mi'raj. (Foto: Dok Net/ Ilustrasi).

PMJ – Di malam Isra dan Mi‘raj, selain mendapat perintah salat secara langsung, Rasulullah SAW juga diperlihatkan pada sebagian hikmah dan tanda kebesaran Allah SWT.

Sebagaimana dalam Al-Qur’an:   ????????? ??????? ??????? ?????????? ??????? ???? ??????????? ?????????? ????? ??????????? ?????????? ??????? ?????????? ???????? ?????????? ???? ?????????  

“Maha Suci Allah SWT, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami,” (QS. Al-Isra’ [17]: 1).  

Banyak Hadits yang mengisahkan tentang sebagain tanda kebesaran itu. Mulai dari diperlihatkan pada tujuh lapisan langit, Baitul Ma’mur, hingga disampaikan pada Sidratul Muntaha.

Mulai dari dipertemukan dengan sebagian nabi terdahulu, seperti Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Isa as, dan Nabi Yusuf as, hingga diperlihatkan pada gambaran umat yang bahagia dan sengsara di Akhirat nanti.

Namun mengingat terbatasnya kesempatan, yang akan disajikan kali ini adalah beberapa Hadits tentang hikmah dan gambaran umat yang bahagia dan sengsara di akhirat. Semantara hadits-hadits tentang keagungan Allah yang lain, Insha Allah, akan disajikan pada kesempatan berikutnya.  

Gambaran tentang umat Rasulullah SAW yang hanya pandai orasi dan menyeru orang lain, namun lalai akan keselamatan dirinya, disebutkan dalam riwayat Anas ibn Malik.

Dalam riwayat tersebut, Rasulullah SAW menceritakan:   ???????? ???????? ???????? ??? ???????? ???????? ??????????? ???????????? ???? ?????? ????????: ??? ????????? ???? ?????????? ?????: ????????? ????????? ???? ?????????? ??????????? ???????? ??????????? ???????????? ????????????? ?????? ????????? ?????????? ??????? ??????????? 

 “Pada malam di-isra’-kan, aku melihat sejumlah laki-laki yang digunting bibirnya dengan gunting api. Aku bertanya (pada Jibril), ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah para khatib dari kalangan umatmu. Mereka memerintah kebaikan pada orang lain, namun mereka sendiri lupa akan dirinya sendiri. Mereka membaca Al-Qur’an, apakah mereka tidak memikirkannya?’” (HR. Ahmad).  

Informasi hadits ini jelas menguatkan kandungan ayat yang menyatakan, “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan,” (QS. Ash-Shaf [61]: 3).  

Selanjutnya Hadits yang diterima Abu Hurairah menggambarkan keadaan umat yang suka makan hasil riba. Lebih lengkapnya, Rasulullah SAW menuturkan:   ???????? ???????? ???????? ??? ?????? ???????????? ????? ?????????? ???????????? ?????????? ??????? ??????? ????? ???????? ???????? ??????????? ?????: ?????????? ????? ?????? ??????????? ???????????? ?????? ??????????? ????? ???? ??????? ??????????? ????????: ???? ????????? ??? ?????????? ????? ????????? ???????? ????????  

“Pada malam di-isra-kan, ketika sampai di langit ke tujuh, aku melihat ke atasku. Ternyata aku melihat halilintar, kilat, dan petir. Kemudian, aku diperlihatkan pada suatu kaum yang perutnya (besar) seperti rumah yang penuh dengan ular dan ular-ular itu terlihat dari luar. Aku bertanya (pada Jibril), ‘Siapakah mereka, Jibril?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang suka makan hasil riba.’ Demikian yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah.   Sementara dalam riwayat Samurah ibn Jundab, orang yang suka makan riba digambarkan dengan seorang laki-laki yang berenang di suatu sungai, dan mulutnya dijejali dengan batu.

Demikian sebagaimana yang diceritakan Rasulullah SAW.   ???????? ???????? ???????? ??? ??????? ???????? ??? ?????? ?????????? ????????????? ?????????? ??? ?????? ??????? ???: ????? ????????  

“Pada malam di-isra-kan, aku melihat seorang laki-laki yang berenang di sebuah sungai, dan disuapi dengan batu. Setelah aku tanyakan, disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah orang yang suka makan riba,’” (HR. Ahmad).  

Pemandangan mengerikan juga diperlihatkan kepada Rasulullah SAW sebagai gambaran balasan orang yang suka makan harta orang lain secara zalim, terutama harta anak yatim. Hal itu terlihat jelas dalam riwayat Abu Said al-Khudri. Dikisahkan oleh Rasulullah SAW:   ???????? ???????? ???????? ??? ??????? ?????? ????????? ??????????? ????????? ?????? ??????? ?????? ???? ???????? ??????????????? ????? ???????? ??? ????????????? ??????? ???? ???????? ???????? ???? ????????????? ???????? ??? ????????? ???? ?????????: ???????: ????????? ????????? ??????????? ????????? ??????????? ???????  

“Pada malam di-Isra-kan, aku melihat suatu kaum yang memiliki bibir seperti bibir unta. Di tengah mereka ada seorang yang dipercaya menarik bibir tersebut. Kemudian, ke mulut mereka dimasukkan batu dari neraka, dan batu itu keluar dari bawah mereka. Aku tanyakan, ‘Siapa mereka, Jibril?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang suka makan harta anak yatim secara zalim.’” (Lihat: Tafsir Ath-Thabari, jilid 7, hal. 27) 

Gambaran dalam Hadits di atas tidaklah bertentangan dengan ayat berikut, Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka), (QS. An-Nisa’ [4]: 10).

Sebab, siksaan di akhirat ada yang bersifat umum, ada yang bersifat khusus. Siksaan khusus ialah siksaan yang mencerminkan perbuatannya, sesuai dengan kaidah para ulama: Al-Jaza’ min jinsil ‘amal. (Balasan itu serupa dengan amal perbuatannya).

Sedangkan balasan umum adalah siksaan dengan api neraka, apa pun keburukannya.   Riwayat berikutnya menggambarkan suatu umat yang gemar menunaikan amal baik, namun amal baik tersebut tercampur dengan amal buruk.

Hal itu seperti yang digambarkan oleh riwayat Abu Sa‘id al-Khudri. Dalam riwayat itu, ia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang apa yang terlihat pada malam Isra-Mi’raj.

Beliau becerita:   ???? ????? ??????? ???????????? ?????: ????: ?? ???? ????? ??? ??? ???????? ???????? ???????? ????? ?????: ???????? ????????? ??????????? ?????? ?????????? ??????? ??????? ???????? ???? ????????????? ???????? ?????????? ??????? ??????? ????????: ??? ?????????? ???? ????????? ?????: ????? ????????? ?????????? ?????????: ??????????? ???????? ?????? ???????? ??????? ????????.  

“Aku melihat umatku menjadi dua golongan. Satu golongan yang mengenakan pakaian seperti kertas yang sangat putih. Segolongan mengenakan pakaian berwarna abu-abu. Aku lantas menanyakannya, ‘Ya Jibril, siapakah mereka?’ Ia menjawab, ‘Adapun orang-orang yang mengenakan pakaian abu-abu adalah mereka yang suka mencampuradukkan amal baik dengan amal buruk.’” (Lihat Tafsir Ibnu Hatim, jilid 6, hal. 1874).

Namun, di samping pemandangan mengerikan dan kurang mengenakkan, terdapat juga pengalaman menyenangkan dan menggembirakan siapa pun yang mendengar kisahnya. Salah satunya yang diriwayatkan oleh Ubay ibn Ka‘b. Dalam riwayat tersebut, dikisahkan tercium aroma yang sangat wangi.

Dari manakah aroma tersebut? Sebagaimana yang dikabarkan malaikat Jibril, aroma itu berasal dari kururan Masyitah, seorang wanita yang berjuang mempertahankan keimanannya dan menghadapi penyiksaan Raja Firaun yang tiran di atas wazan panas.

Demikian kisah yang dituturkan Rasulullah SAW.     ??????? ???? ?????? ???????? ??????? ??????? ?????? ????? ???????? ????????? ???????: ???????? ???????? ???????? ??? ????????? ????????? ????????: ??? ????????? ??? ?????? ???????? ????????????? ?????: ????? ????? ?????? ???????????? ???????????? ???????????  

“Pada malam di-isra-kan, aku mencium aroma yang sangat wangi. Aku tanyakan, ‘Jibril, wangi apakah ini?’ Ia menjawab, ‘Ini wangi kuburan masyithah, putri, dan suaminya” (HR. Ath-Thabrani).  

Kabar menyenangkan juga diterima Rasulullah SAW tatkala melihat sebuah tulisan tentang keutamaan memberi pinjaman yang tertulis di atas pintu Surga. Demikian penuturan Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam yang diterima sahabat Anas ibn Malik. 

 ???????? ???????? ???????? ??? ????? ????? ?????????? ??????????: ??????????? ???????? ????????????? ??????????? ????????????? ??????? ????????: ??? ????????? ??? ????? ????????? ???????? ???? ???????????? ?????: ??????? ?????????? ???????? ??????????? ????????????????? ??? ???????????? ?????? ???? ???????  

Pada malam di-isra-kan, aku melihat tertulis di pintu surga, “Sedekah itu sepuluh kali kelipatannya. Sedangkan pinjaman delapan belas kelipatannya.” Lantas aku tanyakan, “Wahai Jibril, mengapa pinjaman lebih utama dari sedekah?” Ia menjawab, “Sebab orang yang mengemis meminta sesuatu yang sudah dia dimiliki. Sedangkan orang yang meminjam tidak meminta sesuatu kecuali yang dia dibutuhkan,” (HR. Ibnu Majah).  

Demikian beberapa riwayat yang mengisahkan, sekaligus menggambarkan balasan akhirat yang diperlihatkan Allah kepada Rasulullah SAW sewaktu Isra-Mi’raj. Wallahu a’lam Bi Showab. (DBS/ FER).

BERITA TERKAIT