test

News

Kamis, 23 Juli 2020 19:07 WIB

Turki dan Rusia Sepakat Desak Gencatan Senjata di Libya

Editor: Hadi Ismanto

Turki dan Rusia desak gencatan Senjata di Libya (Foto: PMJ News/Dok Net)

PMJ - Dua negara, Turki dan Rusia sepakat mendesak adanya gencatan senjata di Libya. Pemerintah Turki meminta pasukan Libyan National Army (LNA) menarik diri dari posisi-posisi penting upaya gencatan senjata berjalan dengan efektif.

Diketahui, Rusia dan Turki menjadi pemain utama dalam konflik Libya. Rusia mendukung pasukan LNA yang dipimpin oleh Khalifa Haftar, yang berbasis di wilayah timur. Sementara, Turki mendukung kelompok Government of National Accord (GNA) di Tripoli.

"Kami baru saja mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk mengerjakan gencatan senjata yang kredibel dan berkelanjutan di Libya," ungkap penasihat keamanan utama Presiden Turki, Ibrahim Kalin seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (23/7/2020).

Kalin menjelaskan, kesepakatan gencatan senjata harus diikuti dengan penarikan pasukan Haftar dari kota strategis Sirte yang merupakan pintu gerbang ke ladang minyak di timur Libya, dan al-Jufra yang merupakan pangkalan udara.

"Agar gencatan senjata bisa berkelanjutan, pasukan Haftar harus dievakuasi dari Jufra dan Sirte," pintanya.

Pasukan GNA yang didukung Turki dan diakui PBB telah bersumpah untuk merebut kembali Sirte dan pangkalan udara al-Jufra. Amerika Serikat menyebut Moskow mengirim pesawat perang ke al-Jufra melalui Suriah. Namun Rusia membantah pernytaan itu.

Sementara itu, Mesir yang mendukung LNA telah mengancam akan mengirim pasukan militer ke Libya jika GNA dan pasukan Turki berusaha merebut Sirte. Hal ini bahkan mendapat persetujuan parlemen Mesir.(Hdi)

BERITA TERKAIT