test

News

Sabtu, 8 Agustus 2020 12:02 WIB

Menakar Kapan Vaksin Covid-19 Tersedia di Indonesia

Editor: Hadi Ismanto

Bio Farma asumsikan harga vaksin Covid-19 Rp200 ribu per dosis. (Foto: PMJ News/Dok Net).

PMJ - Pemerintah akan melakukan uji klinis vaksin Covid-19 hasil kerja sama Bio Farma dengan perusahaan asal China, Sinovac. Untuk pengujian ini, dibutuhkan 1.620 orang untuk disuntik menggunakan vaksin tersebut.

"Kriteria yang ikut penelitian harus sehat. Jadi orang itu pasti diperiksa dulu dengan teliti. Periksa darahnya, jantungnya, paru-parunya. Sudah sehat, baru dia bisa ikut penelitian ini," ungkap Koordinator Uji Klinis Vaksin Covid-19, Kusnandi Rusmilv belum lama ini.

Kusnandi mengaku yakin dapat memenuhi kuota relawan untuk pengujian, walaupun relawan yang ditargetkan untuk uji coba vaksin virus corona hanya dari warga yang berdomisili dan memiliki identitas asli Kota Bandung.

"Jadi yang dianjurkan dan yang yang akan diterima (relawan vaksin corona) itu yang dari Kota Bandung yang ada kartu penduduk Bandung. Warga Kota Bandung dipilih maksudnya supaya nanti gampang kita memantaunya," tuturnya.

Ketua Tim Riset Vaksin Covid-19, Kusnandi Rusmil (Foto: Unpad)

Dipilihnya warga Bandung, kata Kusnandi, bukan tanpa alasan. Ia beranggapan dalam penelitian uji vaksin virus corona akan memakan waktu lebih dari dua hari, jika mempersilahkan relawan dari luar Kota Bandung maka tidak efisien.

"Ini kan saya katakan bahwa selama ini dia (relawan) akan datang lima kali datang, jadi kalau takutnya nanti selama ini nanti mereka ada keperluan mendadak atau bagaimana jadi sulit," terangnya.

Kusnandi pun memastikan, proses pendaftaran bagi relawan masih berlanjut selama dua bulan sejak Juli hingga Agustus ini. Karena, tim peneliti masih kekurangan jumlah relawan dari target 1.620 orang.

"Jadi kami sekarang masih membuka pendaftaran selama dua bulan (Juli-Agustus), dan uji klinis akan dimulai nanti tanggal 11 (Agustus) di enam tempat yang sudah kita tentukan," ujarnya.

Kesiapan Bio Farma sebagai pembuat vaksin

Semua negara terus mengembangkan vaksin Covid-19 (Foto: PMJ News/Dok Net)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin Bio Farma terus mempersiapkan diri untuk uji klinis vaksin corona SARS-CoV2 (Covid-19) Sinovac. Penyuntikan vaksin yang diberikan ke dalam tubuh para relawan akan dimulai 11 Agustus 2020.

Terkait hal ini, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir memastikan Bio Farma akan memproduksi vaksin Covid-19 sebanyak 250 juta dosis per tahun di akhir 2020.

Pernyataan tersebut disampaikan Erick saat meninjau laboratorium dan fasilitas produksi Bio Farma untuk memastikan kesiapan uji klinis fase 3 calon vaksin Covid-19 hasil kolaborasi bersama Sinovac di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020).

“Hari ini saya memastikan Bio Farma saat ini sudah siap memproduksi 100 juta dosis vaksin Covid-19 per tahun dan di akhir tahun siap memproduksi 250 juta dosis per tahun,” ungkap Erick dalam keterangannya.

Erick meminta agar masyarakat yakin dan mempercayai kemampuan anak bangsa dan tidak meragukan usaha pembuatan vaksin yang tengah berjalan. Apalagi kemampuan Bio Farma yang sudah teruji.

“Mari kita percaya atas kemampuan bangsa sendiri. Jangan ragukan kemampuan Bio Farma yang sudah teruji, baik untuk memproduksi vaksin yang dihasilkan dari kerjasama dengan negara lain juga vaksin murni karya Bio Farma sendiri,” jelasnya.

“Ini karya anak bangsa. Kita maksimalkan uji klinis dan produksi vaksin Covid-19 agar tahun depan masyarakat dapat segera diimunisasi,” sambungnya.

Bio Farma sendiri telah memproduksi vaksin sejak tahun 1890 serta dipercaya lebih dari 150 negara dalam memproduksi 15 jenis vaksin dengan pangsa pasar 75 persen vaksin polio yang menyebar di seluruh dunia, termasuk beberapa negara Timur Tengah.(Hdi)

Pemerintah jamin bahan baku vaksin halal

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir (Foto: Dok Net)

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir memastikan vaksin Covid-19 yang akan diproduksi Bio Farma menggunakan bahan baku halal.

“Insya Allah, bahan baku halal digunakan untuk vaksin Covid-19 karena Bio Farma sudah menjadi salah satu pusat produksi vaksin halal dunia,” jelas Erick Thohir dalam keterangannya.

Ia meyakinkan banyak negara di Timur Tengah telah menjadi konsumen vaksin dari Bio Farma. Nantinya, khusus untuk vaksin virus corona sertifikasi halal akan diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Oleh karena itu, saya meminta masyarakat tak perlu cemas dengan kualitas vaksin virus corona, yang pasti akan didistribusikan di seluruh Indonesia,” tuturnya.

MUI akan terbitkan fatwa soal vaksin Covid-19

Wakil Presiden RI KH. Maruf Amin (Foto: Setwapres)

Wakil Presiden Maruf Amin meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mulai mempersiapkan fatwa tentang vaksin Covid-19. Diharapkan jika vaksin Covid-19 tersedia, fatwa tentang tersebut juga dikeluarkan MUI.

“Kita juga berdoa semoga upaya pemerintah dalam menyegerakan tersedianya vaksin dapat terwujud dan dalam kaitan ini kita harapkan MUI perlu mempersiapkan fatwanya,” ungkap Maruf Amin saat menjadi pembicara kunci dalam sebuah webinar.

Maruf menjelaskan, fatwa di masa pandemi Covid-19 memiliki peranan penting untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang terjadi dari perspektif hukum Islam.

Nantinya sebuah fatwa, lanjut dia, dapat memberikan bimbingan dan tuntunan bagi umat untuk melakukan penanggulangan dan mengatasi dampak pandemi Covid-19.

“Karena itu, para ulama di hampir semua negara, terutama yang berpenduduk muslim, merasa perlu untuk menetapkan fatwa baru yang sesuai dengan kondisi darurat atau fatwa pandemi yang berbeda dengan fatwa yang berlaku untuk kondisi normal,” tukasnya.(Hdi)

BERITA TERKAIT