test

News

Sabtu, 8 Agustus 2020 14:16 WIB

Presiden Lebanon Tolak Investigasi Luar Soal Ledakan di Beirut

Editor: Hadi Ismanto

Presiden Lebanon, Michel Aoun (Foto: PMJ News/Dok Net)

PMJ - Pemerintahan Lebanon menolak penyelidikan internasional terhadap ledakan dahsyat di pelabuhan di Beirut, beberapa hari lalu. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Michel Aoun, demikian dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/8/2020).

Aoum mengatakan, sebuah rudal atau kelalaian bisa jadi telah menyebabkan ledakan yang menewaskan lebih dari 150 orang dan menghancurkan sebagian besar ibu kota Lebanon.

Terungkapnya bahwa pengiriman besar amonium nitrat berbahaya telah disimpan selama bertahun-tahun di sebuah gudang di jantung ibu kota menjadi bukti, yang mengejutkan bagi banyak orang Lebanon tentang kebusukan di inti sistem politik mereka.

"Kita menghadapi perubahan dan mempertimbangkan kembali sistem kami, yang dibangun berdasarkan konsensus, setelah dianggap lumpuh dan tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat," ungkap Aoun.

Presiden Lebanon, Michel Aoun (Foto: PMJ News/Dok Net)

Presiden Aoun juga menjanjikan 'keadilan yang cepat', tetapi menolak seruan luas untuk penyelidikan internasional. Kepada seorang wartawan, dia mengatakan seruan penyelidikan itu dilihatnya sebagai upaya untuk 'mengaburkan kebenaran'.

"Ada dua kemungkinan skenario untuk apa yang terjadi: kelalaian atau campur tangan asing melalui rudal atau bom," ujarnya. Ini pertama kalinya seorang pejabat tinggi Lebanon mengemukakan kemungkinan bahwa pelabuhan itu telah diserang.

Apa yang memicu ledakan bahan kimia tersebut masih belum jelas. Namun, para pejabat setempat menyebut pekerjaan perbaikan gudang baru-baru ini telah dimulai, sementara yang lain mencurigai kembang api disimpan di tempat yang sama atau di dekatnya.(Hdi)

BERITA TERKAIT