test

Hukrim

Minggu, 21 April 2019 18:32 WIB

Mengerikan! Ini Kronologis Pegemboman Gereja dan Hotel di Sri Lanka

Editor: Redaksi

Kasus pengeboman di Srilanka. (Foto: Dok Net)
PMJ - Jumlah korban ledakan yang tewas telah bertambah menjadi 187 orang, pada Minggu (21/04/2019) siang. Ledakan lainnnya telah dilaporkan dari Dehiwala, yang mana dua orang tewas. Hingga berita ini diturunkan, tercatat ada tujuh kali ledakan yang mengguncang Sri Lanka. Sebelumnya, sekitar pukul 13.52 waktu setempat, jumlah korban sudah mencapai 185 jiwa. Pukul 12.52 korban tewas masih tercatat 160 orang. 35 korban tewas 35 di antaranya adalah warga negara asing yang berasal dari Amerika, Inggris, dan Belanda. Rincian jumlah korban mati dan luka-luka yaitu 40 tewas dan 295 terluka dalam ledakan di Kolombo, 93 korban tewas di Katuwapitiya, serta 27 korban meninggal dan 73 korban luka-luka di Batticaloa. Berdasarkan keterangan kepala kepolisian Sri Lanka,Pujuth Jayasundara, pihaknya telah menginformasikan kepada semua pihak bahwa adanya ancaman bom bunuh diri dari kelompok radikal muslim, NTJ (National Thowheeth Jama’ath) pada 11 April 2019. Lebih jauh, Agen Intelejensi Luar Negeri melaporkan bahwa kelompok NTJ mengancam akan meledakkan Gereja-gereja terkenal serta Komisi Tinggi India di Kolombo, di Sri Lanka. Minggu pagi, sekira pukul 08.45 waktu setempat, ledakan pertama terjadi di dua lokasi yang berbeda. Yakni, di St Anthony’s Shrine di Kolombo dan Gereja St Sebastian di Kota Negombo. Puluhan orang terluka tengah melaksanakan ibadah Minggu Paskah di Gereja St Sebastian dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Nasional Kolombo. Tak berselang lama, polisi mengumumkan bahwa tiga hotel di pusat Kolombo juga terkena ledakan bom bersamaan dengan ledakan di Gereja di Batticaloa. Tiga hotel tersebut adalah Cinnamon Grand, Shangri-La, dan Kingsbury. Pihak Hotel Cinnamon Grand menyatakan bahwa ledakan telah memporak-porandakan restauran hotel. Dia mengaku melihat satu korban tewas karena ledakan tersebut. Sementara itu, Menteri Reformasi Ekonomi dan Pelayanan Publik Sri Lanka Harsha de Silva mengadakan pertemuan darurat dan meninjau langsung kondisi pasca ledakan di Gereja St Anthony’s Shrine. Silva menjelaskan bagaimana mengerikannya keadaan setelah ledakan. “Aku melihat banyak anggota tubuh bertebaran di mana-mana," tulisnya di laman Twitter. Silva melanjutkan, bahwa banyak korban yang tewas termasuk warga negara asing. Sebuah foto yang sempat tersebar di media sosial menunjukkan atap gereja hampir ambrol karena ledakan. Bahkan lantai Gereja dipenuhi noda runtuhan atap yang bercampur dengan kayu dan darah. Beberapa orang tampak bersimbah darah, beberapa lainnya lagi mencoba membantu korban yang terluka parah. Hingga saat ini, dukungan terus berdatangan dari para politikus India, aktor, dan atlet. Mereka mengungkapkan simpati serta doanya dengan tanda pagar 'Pray for Sri Lanka' di laman Twitter. (FER/ DBS).

BERITA TERKAIT