test

Hukrim

Jumat, 18 Oktober 2019 13:04 WIB

Polisi Jelaskan Kronologi dan Motif Pengrusakan SMK di Depok

Editor: Redaksi

Keterangan dari Kapolresta Depok AKBP Azis Andriansyah. (Foto: PMJ News).

PMJ – Ruangan SMK Izzata Depok yang dirusak oleh sekompok pelajar dari SMK BK itu dijelaskan Polisi, lantaran pelajar tersebut secara spontan merusak dan masih dendam karena rekannya tewas saat kejadian tawuran tersebut.

"Penyerangan sekolah itu muncul spontanitas sesaat setelah mengetahui bahwa setelah terjadi pembalasan, kemudian menimbulkan korban malam harinya meninggal dunia. Muncul kesetiakawanan dari mereka," jelas Kapolresta Depok AKBP Azis Andriansyah, di Depok.

SMK Izzata yang dirusak oleh sekelompok pelajar tersebut terjadi pada Selasa (15/10/2019) pagi, sekitar pukul 05.00 WIB. Para pelaku pengerusakan itu berjumlah sekitar 25 orang dan langsung menyerang SMK Izzata dengan lemparan batu.

Meski begitu, dari hasil identifikasi hanya terdapat dua orang yang melakukan pengerusakan dan telah ditetapkan tersangka. Polisi menyebut, dua orang itu merupakan jagoan dari sekolahan pelaku.

Barang bukti kejahatan atau pengrusakan yang diamankan polisi. (Foto: PMJ News)

"Itu saksi 25 orang, mereka tidak melakukan. Memang ada beberapa yang mencontoh seniornya. 25 (orang) ini tidak secara langsung melakukan, tapi kami akan terus melakukan investigasi secara lanjut. Pelaku kerusakan 2 orang. Namun 'penggembira' juga banyak ya dan mereka dijadikan bersaksi, tapi tetap kita lakukan pembinaan dan juga kepada orang tuanya dan pihak sekolahnya dan akan kita lakukan pembinaan.," imbuhnya.

"Mereka (pelaku senior) mencontohkan, pelaku langsung yang berbuat dan dia yang merusak. Yang lain hanya mengantarkan saja. Sementara yang terbukti hanya dua orang saja, yang lain karena anak-anak itu akan dilakukan proses secara lanjut," lanjutnya.

Masih dari keterangan Azis, 25 orang junior itu yang merupakan dari sekolah hanyalah ‘tim penggembira’. Berkenaan hal tersebut, polisi masih mendalami keterlibatan puluhan siswa itu.

"Hukum pidana sedang kita perdalam ya, apakah dia terlibat langsung atau tidak, tapi yang jelas mereka tetap dilakukan pembinaan karena sebenarnya ada langsung di TKP pada saat peristiwa tersebut," pungkas Azis. (FJR/ FER).

BERITA TERKAIT