test

Fokus

Jumat, 31 Juli 2020 07:07 WIB

Memaknai Spirit Religi Hari Raya Idul Adha di Tengah Pandemi Covid-19

Editor: Ferro Maulana

Hari Raya Idul Adha. (Foto: PMJ/ Istimewa)

PMJ – Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah merupakan momen tepat untuk kontemplasi sekaligus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pandemi yang menyerang hampir semua belahan dunia ini membawa dampak yang cukup serius bagi kehidupan masyarakat. Semua orang tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara normal sebagaimana sebelum terjadi pandemi. Semuanya dibatasi demi untuk mencegah terjadinya mata rantai penularan.

Demi kepentingan umat, kemudian pemerintah memberlakukan kebijakan bekerja, belajar dan beribadah di rumah, karena berkerumunnya banyak orang diyakini bisa menjadi penyebab terjadinya mata rantai penularan Covid-19. Kebijakan tersebut menjadikan roda ekonomi tidak dapat berputar sebagaimana mestinya. Pembatasan aktivitas di luar rumah membawa dampak langsung pada perputaran ekonomi. Masyarakat menahan diri untuk melakukan belanja kecuali hanya yang diperlukan.

Hal itu berpengaruh signifikan pada penurunan permintaan (demand) barang dan jasa dari masyarakat, yang kemudian menyebabkan dunia usaha mengurangi pasokannya (supply) barang dan jasa. Kondisi itu bila berlanjut secara berkepanjangan akan berdampak besar pada eksistensi dunia usaha, karena akan semakin berat menanggung biaya produksi, terutama biaya tenaga kerja.

Sehingga kebijakan merumahkan sebagian karyawan (dan bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja) menjadi pilihan umum bagi mereka untuk bisa terus bertahan. Akibatnya semakin banyak pengangguran yang menjadikan tingkat kemiskinan menjadi lebih tinggi. Dengan demikian, pandemi covid-19 ini membawa dampak terjadinya kesulitan ekonomi yang luar biasa dan terjadi dalam skala massif.

Umat muslim tengah berkurban. (Foto: PMJ/ Istimewa)

Hal itu terjadi boleh jadi merupakan ujian dari Allah SWT kepada umat Muslim semua untuk menguji keimanan dan kesabaran kita,
Seperti firman Allah SWT:
??????????????????? ???????? ???? ????????? ?????????? ???????? ???? ???????????? ????????????? ?????????????? ????????? ????????????? (155) ????????? ????? ????????????? ????????? ??????? ?????? ??????? ???????? ???????? ?????????? (156) ????????? ?????????? ????????? ???? ????????? ?????????? ??????????? ???? ?????????????? (157)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Terima dengan Ikhlas

Namun demikian, apapun kehendak Allah SWT dari terjadinya pandemi ini hendaknya kita terima dengan ikhlas, ridha, pasrah serta tetap berbaik sangka kepada Allah SWT, sambil terus berdoa dan memohon supaya musibah ini tidak ditambah lagi, karena kita takut tidak sabar dan tidak kuasa untuk menerimanya.

Kita pun sadar bahwa Muslim banyak berbuat dosa dan kesalahan, akan tetapi kita mohon jangan sampai Allah SWT menguji kita dengan cobaan yang berat.
???? ???? (×3) ?? ??? ??? ???? ????? ????? ???? ???? ???? ?????

Hari ini kita merayakan Hari Raya Idul Adha. Hari Raya ini dikatakan dengan Idul Adha karena pada hari raya ini dan tiga hari sesudahnya, atau disebut dengan hari Tasyrik, kita semua diserukan untuk memotong hewan kurban yang dagingnya dibagikan kepada fakir miskin.

Naik Haji merupakan Rukun Islam yang kelima. (Foto: PMJ/ Istimewa)

Sebagaimana firman Allah SWT : ??? ???? ????? “Sembahyanglah kamu kepada Rabb-mu dan berqurban-lah” (QS. Al-Kautsar: 2).

Hikmah Berkurban

Menurut madzhab Syafi’iyah, memotong hewan kurban hukumnya sunah muakkadah, artinya sunnah yang dikuatkan. Sedikitnya terdapat dua hal yang dapat dipetik hikmahnya dari syariat berkurban:

  1. Meneladani Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan Nabi Ismail ‘alaihis salam yang penuh kesabaran menerima cobaan dan ujian yang ditimpakan kepada mereka.
  2. Menumbuhkan sifat kedermawanan dan saling membantu (ta’awun) di antara masyarakat.

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam diuji oleh Allah SWT dengan perintah mengurbankan anaknya yang sangat dicintainya. Nabi Ismail ‘alaihis salam diuji oleh Allah SWT dengan kepatuhannya kepada orang tuanya.

Mereka berdua dengan kesabaran dan kepasrahan yang tinggi menerima dengan ikhlas ujian tersebut.
???????? ?????? ?????? ????????? ????? ??? ??????? ?????? ????? ??? ?????????? ?????? ?????????? ????????? ?????? ????? ????? ??? ?????? ??????? ??? ???????? ??????????? ???? ????? ??????? ???? ?????????????

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insha Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar“. (QS. Ash-Shaffat : 102).

Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim

Begitu mengagumkan seorang ayah yang sanggup mengorbankan putranya padahal putranya itu hanya satu-satunya dan demikian lama ditunggu kelahirannya. Lebih mengagumkan lagi kesediaan Ismail AS untuk dijadikan kurban, padahal itu berarti memberikan nyawanya, sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya.Mereka berdua lulus dari ujian tersebut. Karenanya Allah SWT menganugerahi kepada mereka berdua karunia yang sangat besar

.???????? ????????? ????????? ???????????? ?????????????? ???? ??? ????????????? ???? ????????? ?????????? ?????? ???????? ??????? ??????????????? ????? ????? ?????? ?????????? ??????????? ????????????? ???????? ???????

“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat: 103-107)

Ketabahan dan kesabaran Ibrahim dan Ismail ‘alaihimas salam dalam menghadapi cobaan dan musibah patut kita contoh dan kita teladani. Ketabahan dan kesabaran mereka tercermin dari kesediaan dan keikhlasannya untuk mengorbankan apa saja dalam melaksanakan pengabdian bila pengorbanan itu dibutuhkan.

Dalam situasi musibah pandemi yang terjadi saat ini kita dituntut untuk lebih sabar dan tabah, sambil terus berusaha untuk mengatasi segala kesulitan yang kita hadapi. Sikap ketidaksabaran atau kekurang sabaran dalam menghadapi berbagai kesulitan dapat menambah kesulitan baru.

Tingkatkan Kepasrahan

Bagi kita umat Islam, peristiwa pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail itu hendaknya dijadikan contoh dalam rangka meningkatkan kepasrahan dan ketundukan kita kepada kehendak Allah SWT

.???? ???? (×3) ?? ??? ??? ???? ????? ????? ???? ???? ???? ?????

Pesan ibadah qurban yang kedua adalah menumbuhkan sikap ta’awun (saling membantu antar sesama umat manusia), khususnya di kalangan umat Islam.

Penyembelihan hewan kurban jangan hanya dilihat semata-mata dari aspek penyembelihannya saja, melainkan juga harus dilihat bahwa penyembelihan itu merupakan simbol perilaku kedermawanan dan solidaritas sosial di antara kita.

Pembinaan ukhuwah dan persaudaraan termasuk salah satu yang ditanamkan oleh Rasulullah sejak dini dalam masyarakat Islam:

?????? ??????????????? ??? ???????????? ??????????????? ??????????????? ???????? ????????? ????? ???????? ?????? ???????? ???? ??????? ????????? ??????????? ?????????? ]???? ????[

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hubungan cinta kasih dan kasih sayang satu sama lain seperti satu jasad yang apabila ada salah satu bagiannya sakit maka seluruh tubuh itu akan merasakan sakit.” (Muttafaqun alaih).

Contoh dari Rasulullah SAW

Rasulullah SAW juga telah berusaha untuk mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar, sehingga orang-orang Anshar bersedia memberikan sebagian bahkan setengah dari hartanya kepada kaum Muhajirin yang kebetulan ketika mereka pindah dari Mekkah ke Madinah tidak sempat membawa apa-apa.

Bahkan, kaum Anshar cenderung lebih mementingkan keperluan kaum Muhajirin daripada keperluan mereka sendiri. Sikap tersebut mendapat pujian dari Allah seperti disebut dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 9 :

??????????? ??????????? ???????? ????????????? ???? ?????????? ?????????? ???? ??????? ?????????? ????? ????????? ??? ??????????? ??????? ?????? ??????? ????????????? ????? ???????????? ?????? ????? ?????? ?????????

“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka.

Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)”.

Semua itu merupakan gambaran masyarakat Islam periode pertama (as-sabiqun al-awwalun) yang penuh dengan rasa solidaritas dan kasih sayang yang amat tinggi. Sikap seperti ini sangat dibutuhkan pada masa sekarang.

Sisihkan Penghasilan

Menyisihkan sebagian penghasilan yang diterima oleh mereka yang berpenghasilan lebih dan memberikannya kepada mereka yang membutuhkan adalah sangat mulia. Hendaknya sikap itu terus disosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat, sesuai sabda Nabi:

Barangsiapa yang memiliki kelebihan bekal makanan maka hendaklah memberikan kelebihannya itu kepada mereka yang tidak mempunyai bahan makanan”. (HR Muslim)

Kemiskinan menurut pandangan Islam adalah bahaya (dharar) yang harus dihilangkan. Dampak pandemi covid-19 berupa bertambahnya orang miskin juga merupakan bahaya (dharar) yang harus dihilangkan.

Karena itu, para ulama berpendapat bahwa mengatasi bahaya kemiskinan ini merupakan kewajiban bagi semua pihak secara bersama-sama.

Saling Membantu

Semangat berkurban menjadi momentum yang tepat untuk menumbuhkan sikap rela berbagi dan membantu masyarakat yang terdampak wabah ini. Dengan sikap tersebut semoga Allah segera menurunkan karunianya dengan segara mencabut wabah ini dan memulihkan dampaknya dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Semoga Allah SWT menguatkan iman dan Islam kita, menguatkan ketabahan dan kesabaran kita, menghindarkan kita dari terjadinya musibah dan bencana yang lebih besar, serta memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita untuk mengatasi segala kesulitan yang kita hadapi.

?? ???? ?????? ???? ???? ????? ??????? ??? ????? ????????. ???????? ??????? ???? ???????????? ???????????. ??? ???????? ????????? ???????? ?????????? ??? ????????? ???????? ????? ???????????? ????????? ???????????? ??????? ?????? ??????? ????????.??????? ????? ???? ???????? ??? ?????????? ???????????? ???????????? ???????????? ????? ?????? ???? ????????? ??????????? ???????????? ??????????? ????? ?????? ?????????? ??????????? ?????? ???? ??????????? ???????????? ???????? ???????? ????? ?????????????? ????? ???????????? ???? ???????? ??????????? ??????????????? ???????????????? ????????????????? ????????????????, ?????????????????? ??????? ???? ??????????? ??????????? (DBS/ FER).

BERITA TERKAIT