Minggu, 8 September 2024 10:03 WIB
Studi: Rutin Jalan Kaki Efektif Cegah Sakit Punggung
Editor: Hadi Ismanto
PMJ NEWS - Dokter dan ahli terapi fisik telah lama menyarankan latihan aerobik sebagai salah satu cara untuk mengobati nyeri punggung bagian bawah. Gerakan tersebut diyakini dapat meredakan nyeri sekaligus memperkuat otot-otot yang menopang punggung.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di The Lancet pada Rabu (26/6) memberikan lebih banyak bukti soal manfaat dari gerakan saat berolahraga. Namun, masih banyak yang meragukan manfaat olahraga.
Sebagaimana dilansir dari laman CNA, Minggu (8/9/2024), penelitian menemukan bahwa rutinitas jalan kaki yang teratur bisa sangat efektif untuk mencegah sakit punggung berulang.
Penelitian ini berfokus pada orang dewasa dengan riwayat nyeri punggung, dan menemukan bahwa mereka yang berjalan kaki secara teratur dapat bertahan tanpa rasa nyeri punggung dua kali lebih lama dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Temuan baru ini sejalan dengan sejumlah besar penelitian yang telah menetapkan hubungan antara aktivitas fisik dan hasil yang lebih baik untuk nyeri punggung.
Tinjauan sistematis tahun 2019 menemukan bahwa aktivitas fisik menurunkan prevalensi nyeri punggung. Dan sebuah penelitian tahun 2017 menemukan bahwa yoga berfungsi sama baiknya dengan terapi fisik untuk meredakan sakit punggung.
Studi baru ini didasarkan pada penelitian ini dengan mengikuti pasien di luar lingkungan klinis yang dikontrol ketat.
"Berupaya mengevaluasi efektivitas intervensi yang lebih murah dan lebih mudah diakses oleh banyak orang dibandingkan perawatan di klinik," ujar Mark Hancock, seorang profesor fisioterapi di Macquarie University di Australia dan penulis senior penelitian ini.
Dr Hancock dan tim peneliti menargetkan kelompok sampel yang relatif menetap. Para peneliti mengumpulkan data dari 701 orang dewasa yang baru saja pulih dari episode nyeri punggung bawah.
Mereka dibagi secara acak menjadi dua kelompok. Dimanan satu kelompok menerima program jalan kaki dan pendidikan individual, yang difasilitasi oleh fisioterapis selama enam sesi dalam periode enam bulan.
Kelompok lain tidak menerima intervensi apa pun. Para peneliti mengikuti kedua kelompok tersebut selama satu hingga tiga tahun ke depan.
Sasaran setiap orang dalam kelompok jalan kaki adalah berjalan kaki lima kali seminggu selama setidaknya 30 menit setiap hari. Namun program ini sangat dipersonalisasi berdasarkan usia, indeks massa tubuh, tingkat aktivitas saat ini, batasan waktu, dan tujuan pribadi.