logo-pmjnews.com

Kesehatan

Sabtu, 13 Juli 2024 11:54 WIB

Studi: Berhenti Merokok Turunkan Resiko Demensia

Editor: Hadi Ismanto

Berhenti merokok dapat menurunkan resiko demensia. (Foto: Kolase PMJ News)
Berhenti merokok dapat menurunkan resiko demensia. (Foto: Kolase PMJ News)

PMJ NEWS - Kebiasaan merokok diasumsikan sebagai faktor paling berpengaruh dalam menentukan risiko seseorang akan mengalami demensia di masa depan. Kesimpulan dari sebuah penelitian inovatif yang mencakup 14 negara Eropa tentu sangat mengkhawatirkan.

Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications ini diikuti 32 ribu orang dewasa berusia 50 dan 104 tahun selama 15 tahun. Dengan meneliti 16 kombinasi gaya hidup, para peneliti dapat mengisolasi efek merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kontak sosial terhadap penurunan kognitif.

Dari studi ini hasilnya bahkan sangat mengejutkan. Terlepas dari faktor gaya hidup lainnya, non perokok secara konsisten menunjukkan tingkat penurunan kognitif yang lebih lambat dibandingkan dengan perokok.

Temuan ini menunjukkan bahwa berhenti merokok-atau tidak pernah memulainya sama sekali- dapat menjadi langkah yang paling penting dalam menjaga fungsi otak seiring bertambahnya usia.

"Temuan kami menunjukkan bahwa di antara perilaku sehat yang kami teliti, tidak merokok mungkin merupakan salah satu yang paling penting dalam hal menjaga fungsi kognitif," ungkap Dr Mikaela Bloomberg dari University College London dilansir Study Finds, Sabtu (13/7/2024).

"Bagi orang yang tidak dapat berhenti merokok, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa terlibat dalam perilaku sehat lainnya seperti olahraga teratur, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang, dan aktif secara sosial dapat membantu mengimbangi efek kognitif yang merugikan dari merokok," sambungnya.

Temuan ini memiliki implikasi penting bagi individu dan upaya kesehatan masyarakat. Para peneliti menyarankan berhenti merokok-atau tidak pernah memulainya-mungkin merupakan langkah terpenting yang dapat dilakukan orang untuk mempertahankan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.

Hal ini sangat relevan mengingat periode praklinis yang panjang dari kondisi seperti penyakit Alzheimer, di mana perubahan otak dapat terjadi beberapa dekade sebelum gejala muncul. Namun, para peneliti memperingatkan agar tidak mengabaikan perilaku sehat lainnya.

Meskipun penelitian ini tidak menemukan efek independen yang kuat dari aktivitas fisik dan kontak sosial terhadap penurunan kognitif, faktor-faktor ini diketahui memiliki banyak manfaat kesehatan lainnya.

Selain itu, bagi mereka yang merokok dan merasa sulit untuk berhenti, menerapkan kebiasaan sehat lainnya dapat membantu mengurangi penurunan kognitif.

BERITA TERKAIT