test

Kesehatan

Sabtu, 8 Juni 2024 11:54 WIB

Studi Ungkap Bahaya Stres Bagi Otak, Bisa Tingkatkan Resiko Demensia

Editor: Hadi Ismanto

Stres berat jangan sampai berkepanjangan karena dapat memicu risiko tekanan darah tinggi. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi)

PMJ NEWS - Belakangan ini stres bisa memberikan efek negatif pada tubuh manusia. Bahkan sebuah studi dari peneliti Karolinska Institutet mengungkap betapa berbahayanya stres bagi otak manusia. Studi ini dipublikasikanThe Journal of the Alzheimer's Association.

Studi ini menemukan bahwa stres dapat mengikis cadangan kognitif otak dan memicu risiko yang lebih tinggi akan demensia. Cadangan kognitif bertindak sebagai penyangga mental yang berpotensi melindungi otak dari gejala demensia.

"Melakukan aktivitas seperti kuliah dan kerja sebetulnya bisa membangun cadangan kognitif. Namun, jika Anda merasakan stres terus-menerus dapat merusak manfaat ini," ungkap penulis utama studi, Manasa Shantha Yerramalla seperti dilansir Study Finds, Kamis (6/6/2024).

Sebagai solusinya, Yerramalla menyarankan pentingnya manajemen stres yang disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan masing-masing. Strategi manajemen stres juga dapat menjadi tambahan intervensi gaya hidup guna mencegah Alzheimer.

Tim Yerramalla mengukur dua jenis stres yakni stres fisiologis (menggunakan kadar kortisol dalam air liur) dan stres psikologis (bagaimana perasaan partisipan yang mengalami stres).

"Anggap saja kortisol sebagai sistem alarm bawaan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun cadangan kognitif yang lebih besar memang meningkatkan kognisi, kadar kortisol yang lebih tinggi tampaknya melemahkan hubungan yang menguntungkan ini," terangnya.

"Seolah-olah stres secara perlahan mengikis lapisan pelindung benteng mental mereka," sambungnya.

Penemuan ini membuka jalan baru yang menarik untuk pencegahan Alzheimer. Para peneliti mengatakan upaya intervensi dalam mengurangi stres seperti latihan meditasi, yang bisa menurunkan kadar kortisol, dapat diterapkan untuk mencegah demensia atau Alzheimer.

BERITA TERKAIT