logo-pmjnews.com

Kesehatan

Kamis, 8 Agustus 2024 12:35 WIB

Studi Ungkap Kandungan Buah Delima Bisa Cegah Alzheimer

Editor: Hadi Ismanto

Makan buah delima segar atau sekadar minum jus buahnya memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. (Foto: PMJ News/Pixabay)
Makan buah delima segar atau sekadar minum jus buahnya memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. (Foto: PMJ News/Pixabay)

PMJ NEWS - Sejumlah studi mengungkap makan buah delima segar atau sekadar minum jus buah delima memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan. Salah satunya baik bagi kesehatan otak.

Para ilmuwan melaporkan bahwa suatu zat yang ditemukan dalam buah delima mampu mengembalikan kemampuan untuk mendeteksi dan menghilangkan sel-sel yang rusak pada tikus yang digunakan sebagai model untuk meniru kondisi penyakit Alzheimer.

Sebagaimana dilansir dari laman Science Alert, Kamis (8/8/2024), tim peneliti yang sama sebelumnya sudah menemukan suatu bentuk vitamin B3 yang disebut nicotinamide riboside (NR) yang berfungsi untuk membantu membersihkan mitokondria rusak dari otak.

Ketika sistem 'pembersihan' neurologis ini terganggu, 'sampah' mulai menumpuk. Hal ini yang menjadi dasar munculnya penyakit neurodegeneratif (kondisi di mana sel-sel saraf di otak atau sistem saraf pusat mulai rusak dan mati) seperti Alzheimer dan Parkinson.

"Banyak pasien dengan penyakit neurodegeneratif mengalami kerusakan mitokondria, yang juga dikenal sebagai mitofagi," ujar Vilhelm Bohr, ahli biokimia dari University of Copenhagen, Denmark.

"Ini berarti otak mengalami kesulitan untuk membuang mitokondria yang sudah melemah, sehingga menumpuk dan memengaruhi fungsi otak. Anda dapat menstimulasi proses mitofagi, membuang mitokondria yang lemah dan melihat perubahan yang sangat positif," imbuhnya.

Menghidupkan kembali 'truk sampah otak' berarti membersihkan sampah otak yang terkait dengan Alzheimer. Ini akhirnya menyebabkan plak amiloid dan neurofibrilar kusut. Dengan begitu, sistem keseluruhan bisa berjalan lebih lancar untuk jangka waktu yang lebih lama.

Dalam penelitian sebelumnya, tikus dengan model penyakit Alzheimer (AD) menerima senyawa NR (nicotinamide riboside) sebagai suplemen yang mengurangi protein dan kerusakan DNA di otak mereka dengan meningkatkan produksi koenzim metabolik esensial yang disebut nikotinamida adenin dinukleotida (NAD).

Penelitian yang dilakukan oleh Bohr dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa urolitin A, suatu zat yang ditemukan dalam buah delima, memberikan manfaat yang serupa bagi otak yang sedang mengalami kesulitan, seperti pada kondisi Alzheimer.

Para peneliti menemukan bahwa tikus yang digunakan sebagai model untuk Alzheimer dan diberikan pengobatan jangka panjang dengan urolitin A menunjukkan peningkatan dalam kemampuan belajar, ingatan, dan indra penciuman.

Zat tersebut memengaruhi protein yang disebut katepsin Z, yang tampaknya terlalu aktif dalam otak penderita Alzheimer, dan berperan dalam peradangan.

Penggunaan urolitin A dalam pengobatan dapat mengurangi produksi protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer sehingga mencapai tingkat yang serupa dengan otak yang tidak terkena penyakit tersebut.

Dengan adanya urolitin A, beberapa proses seluler yang penting untuk mengurai limbah biologis dapat dipulihkan. Pengobatan dengan urolitin A juga ditemukan dapat mengatur respon imun dan jalur fisiologis lain yang khusus untuk penyakit Alzheimer.

Namun, suplemen seperti ini tidak akan serta merta mencegah atau menyembuhkan penyakit seperti Alzheimer. Tetapi suplemen ini dapat membantu tubuh untuk terus membersihkan tumpukan sisa-sisa molekul yang terus bertambah.

"Keuntungan bekerja dengan zat alami adalah risiko efek samping yang lebih rendah. Beberapa studi sejauh ini menunjukkan bahwa tidak ada efek samping serius dari suplementasi NAD," terangnya.

"Pengetahuan kita tentang urolitin A lebih terbatas, tetapi seperti yang saya sebutkan, uji klinis dengan urolitin A telah efektif dalam penyakit otot, dan sekarang kita perlu melihat penyakit Alzheimer," tambahnya.

BERITA TERKAIT