test

News

Senin, 26 Februari 2024 14:05 WIB

Personel Damai Cartenz Jalani Pemulihan Psikologis

Editor: Fitriawan Ginting

Satgas Damai Cartenz bersama Polres Kepulauan Yapen menggerebek markas KKB di Kepulauan Yapen, Papua. (Foto: PMJ News/HO Satgas Damai Cartenz)

PMJ NEWS - Personel Korps Brimob Polri pascapenugasan Operasi Kepolisian Damai Cartenz menjalani pemulihan psikologi. Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, kegiatan tersebut diberikan oleh Biro Psikologi SSDM Polri.

"Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan para anggota dapat merilis emosi-emosi negatif saat pelaksanaan tugas. Dan mengembalikan kesehatan mental anggota Korps Brimob Polri untuk kembali ke keluarga, masyarakat, dan kesatuannya," kata Irjen Dedi dalam keterangannya baru-baru ini, Jumat (23/2/2024).

Selain itu, kata dia, supaya para personel siap untuk melaksanakan tugas berikutnya. "Dengan kondisi psikologi yang prima," ujar dia.

"Dalam pelaksanaan tugas operasi, Kepolisian memiliki beban dan risiko yang tidak mudah. Terlebih personel kepolisian yang mendapatkan tugas penegakan hukum dan menjaga Harkamtibmas di wilayah Papua," lanjutnya.

Diterangkan, dalam operasi, Kepolisian Damai Cartenz menghadapi risiko yang tinggi. "Menyadari besarnya risiko saat pelaksanaan tugas operasi kepolisian tersebut, Biro Psikologi SSDM Polri memberikan Support-Psi," kata Irjen Dedi.

Support-Psi atau Dukungan-Psi adalah sentuhan, pemberian perhatian, olah rasa dan terapi psikologi. "Berupa pemulihan psikologi para personel pascabertugas," ujar Irjen Dedi.

Kegiatan pemulihan psikologi anggota Damai Cartenz telah dilakukan, pada Kamis (25/1/2024). "Pelaksana kegiatan adalah personel Biro Psikologi SSDM Polri dan Korps Brimob Polri," ucap dia.

"Sarjana Psikologi Pusdik Lantas Polri, sarjana Psikologi Pusdik Polairud, dan Paja SSDM Polri." Dia menjelaskan kegiatan pemulihan dan rilis emosi negatif.

"Dengan metode emotional agility kepada peserta, relaksasi dan diadakan games," katanya.

Hasil dari kegiatan tersebut, kata dia, adalah para anggota mampu membangun kedekatan dengan diri sendiri untuk menjadi pribadi lebih bermakna.

"Kemudian, anggota mampu mengidentifikasi kondisi pribadinya saat ini dan mengetahui bagaimana harus bertindak. Anggota juga mampu mensyukuri apapun yang terjadi saat ini" pungkasnya.


BERITA TERKAIT