Kamis, 25 Januari 2024 11:35 WIB
Dokter Ungkap Empat Jenis Makanan yang Tingkatkan Resiko Diabetes
Editor: Hadi Ismanto
PMJ NEWS - Mengonsumsi makanan tertentu tidak menyebabkan diabetes tipe 2, tapi ada beberapa makanan yang dapat meningkatkan risiko terkena kondisi tersebut.
Dokter Deborah Lee dari Fox Online Pharmacy menyebut ada empat makanan yang meningkatkan risiko diabetes di antaranya makanan manis, karbohidrat olahan seperti roti, nasi putih, dan sereal sarapan manis.
Kemudian daging merah dan olahan seperti ham, bacon, dan sosis serta makanan tinggi garam dapat meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini ada hubungannya dengan diabetes tipe 2.
"Obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2, tapi 10 persen penderita diabetes tipe 2 memiliki BMI normal," ujar dr Deborah Lee seperti dilansir dari laman Express, Kamis (25/1/2024).
Kelebihan berat badan (BMI 25-29,9) meningkatkan risiko diabetes tipe 2 tiga kali lipat. Menjadi obesitas (BMI 30-39,9) meningkatkan risiko tujuh kali lipat. Obesitas sangat terkait dengan konsumsi makanan olahan dan ultra-olahan, yang sering kali tinggi lemak, gula, dan garam.
"Mengonsumsi karbohidrat olahan selama bertahun-tahun dapat menyebabkan resistensi insulin, yang berarti sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap efek insulin," tuturnya.
Menurut dokter Lee, insulin diperlukan untuk menurunkan kadar glukosa darah setelah makan, dan untuk memungkinkan glukosa keluar dari aliran darah di dalam sel untuk memberi energi.
Ketika resistensi insulin terjadi, kadar glukosa darah tetap terlalu tinggi, dan sel-sel relatif kekurangan glukosa. "Resistensi insulin bersifat reversibel jika kebiasaan makan diubah, namun jika tidak, kondisi selanjutnya adalah diabetes tipe 2," jelasnya.
Jadi, makanan apa yang bisa menurunkan risiko diabetes? Kita dapat menurunkan risiko diabetes dengan mengonsumsi makanan berserat tinggi, buah-buahan dan sayuran (tanpa tambahan gula), kacang-kacangan (buncis dan lentil), serta yoghurt dan susu sapi tanpa pemanis.
"Ini adalah makanan yang indeks glikemiknya rendah yang melepaskan energi secara perlahan dan membantu kita merasa kenyang lebih lama," tukasnya.