test

News

Senin, 20 November 2023 13:07 WIB

Pasokan Senjata dan Logistik Diduga ke Kelompok Separatis Papua Digagalkan

Editor: Fitriawan Ginting

Penulis: Fajar Ramadhan

Senjata api dan logistk ke Kelompok Separatis Papua digagalkan. (Foto; PMJ/Ist).

PMJ NEWS - Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa menggagalkan upaya pemasokan senjata dan logistik yang diduga akan dikirimkan ke Kelompok Separatis Teroris (SPT) di Nduga, Papua Pegunungan, Minggu (19/11/2023).

Kapen Kogabwilhan III Kol Czi Gusti Nyoman Suriastawa mengatakan sejumlah senjata api yang disita yakni 2 pucuk senjata laras panjang jenis M4 dan AR 15, sebuah senapan angin, solar cell dan juga logistik lainnya.

“Ini adalah senjata yang sangat berbahaya karena termasuk senjata serbu generasi baru, yang akan digunakan oleh KST untuk membuat kekacauan di Kenyam, Nduga,” ujar Suriastawa dalam keterangan tertulis yang diterima Senin (20/11/2023).

“Seperti yang terjadi akhir-akhir ini. KST banyak membunuh masyarakat baik masyarakat asli maupun masyarakat pendatang yang tidak berdosa,” imbuhnya.

Lebih lanjut dituturkannya penggagalan tersebut bermula dari informasi tentang rencana penyerangan terhadap aparat keamanan dan juga masyarakat.

Hal tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan penyisiran yang dipimpin oleh Dansatgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Letkol Inf Subandi di daerah Camp Batas Batu yang diduga sebagai tempat pelintasan.

Tim Satgas Yonif 411/Pendawa Kostrad sat itu melihat adanya orang yang dicurigai berlari ke arah hutan meninggalkan barang-barang yang diduga akan diselundupkan.

Barang-barang tersebut kemudian diperiksa dsn didapati dua pucuk senapan laras panjang jenis M4 Carbine dan AR 15 Carbine dengan, dua buah magasen 5,56 mm, sebuah senapan angin, sebuah parang, dua buah bendera bintang kejora, tiga busur panah, dua buah anak panah, tiga buah solar sell dan logistik lainnya.

“Diduga 2 pucuk senjata tersebut adalah senjata yang akan digunakan oleh KST Papua dalam melaksanakan aksi teror terhadap masyarakat maupun penyerangan terhadap aparat keamanan pada 1 Desember nanti,” katanya.

“Senpi tersebut bisa berasal dari perbatasan dengan menggunakan jalur perairan  dilanjutkan jalur darat masuk ke wilayah  Kenyam. Apabila senjata-senjata ini tidak kita rebut, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan korban- berikutnya baik masyarakat atau Apkam (aparat keamanan),” jelasnya.

BERITA TERKAIT