test

News

Rabu, 1 Maret 2023 12:42 WIB

Respon Gubernur NTT Soal Viral Anak Sekolah Tingkat SMA Masuk Jam 5 Subuh

Editor: Fitriawan Ginting

Anak SMA di NTT viral masuk jam 5 Subuh. (Foto: PMJ/TikTok).

PMJ NEWS -  Viral sekolah tingkat SMA di Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk pukul 05.00 Pagi. Gubernur NTT Viktor Laiskodat merespon terkait informasi tersebut. Ia mengatakan, hanya terdapat dua Sekolah Menengah Atas (SMA) unggulan di daerahnya yang akan menerapkan masuk sekolah jam 5 pagi. Kedua sekolah tersebut, SMA 1 dan SMA 6.

"Kita tidak perlu semua sekolah, tapi kita perlu 2 sekolah. Pertama SMA 1, kedua SMA," kata Viktor dalam sebuah video yang dikutip dari akun instagramnya @viktorbungtilulaiskodat, Rabu (1/3/2023).

Ia mengungkapkan, dua sekolah unggul tersebut memiliki kesanggupan dan kemampuan untuk menerapkan kebijakan yang ada. Politikus NasDem ini menjelaskan 50 persen dari total APBD Provinsi NTT berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sehingga, kata dia, harus ada desain khusus untuk memanfaatkan anggaran tersebut dengan sebaik mungkin. Salah satunya, dengan memberlakukan jam masuk pukul 05.00 Wita untuk dua sekolah unggulan.

"Desain khusus itu tidak ada di semua sekolah karena kalau fokus itu artinya kita tidak boleh semua," terangnya.

Viktor menyampaikan anak-anak yang masuk ke dua sekolah tersebut akan disiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan. Dia pun tak masalah apabila ada orang tua yang tidak setuju anaknya bersekolah di dua SMA ini karena jam masuk.

"Bagi orang tua yang ingin mendorong anaknya disitu, dia akan disiapkan dengan baik jadi pemimpin masa depan. Yang tidak mau, tidak dipaksa," tukasnya.

Dikatakannya, pihaknya akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang mampu membuat siswa masuk perguruan tinggi negeri seperti, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada, hingga Harvard University. Sehingga, para siswa nantinya sudah siap untung mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

"Yang tertarik masuk UI mereka dipersiapkan dari awal sehingga kalau tes UI langsung mereka mampu punya standar yang sama dengan (pelajar) Jakarta, UGM ataupun yang menuju Harvard University sekalipun," tandasnya.

BERITA TERKAIT