logo-pmjnews.com

Kesehatan

Jumat, 15 Juli 2022 10:04 WIB

Ahli: Konsumsi Vitamin C Tak Bikin Lebih Sehat, Baiknya Buah dan Sayur

Editor: Hadi Ismanto

Suplemen Vitamin C. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi)
Suplemen Vitamin C. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi)

PMJ NEWS - Sebuah tim independen ahli pengobatan pencegahan baru-baru ini mengungkap bahwa tidak ada cukup bukti yang menunjukkan konsumsi suplemen makanan bisa mencegah penyakit kardiovaskular.

Tim tidak merekomendasikan orang dewasa sehat untuk mengonsumsi suplemen. Saran tersebut tentunya tidak berlaku untuk orang hamil, pasien penyakit kronis, anak-anak, dan mereka yang didiagnosis kekurangan vitamin.

Merujuk data dan wawancara ahli, sangat sedikit orang yang perlu mengonsumsi suplemen vitamin, terutama yang memiliki milligram jauh lebih banyak daripada rekomendasi harian.

Bahkan, dalam kasus diet tertentu yang bisa menyebabkan rendahnya asupan vitamin C, para ahli menganjurkan untuk makan lebih banyak sayur dan buah, alih-alih konsumsi suplemen.

"Jika orang mengonsumsi semua vitamin C yang mereka beli, maka kemungkinan ada banyak orang yang mengonsumsi vitamin C secara berlebihan," ungkap ahli diet dan profesor di University of Houston, Kirstin Vollrath seperti dilansir Insider, Rabu (13/7/2022).

Vollrath mengatakan, individu yang mengonsumsi makanan seimbang kemungkinan akan mendapatkan cukup vitamin C melalui makanan seperti kentang, apel, tomat, paprika, dan jeruk.

National Institutes of Health (NIH) juga merekomendasikan konsumsi paprika merah atau jus jeruk yang menyediakan vitamin C lebih dari cukup.

Profesor epidemiologi University of Washington, Philippe Hujoel, mengatakan, beberapa fad diet (diet yang tak memiliki bukti ilmiah) dapat mengakibatkan kadar vitamin C yang lebih rendah.

Individu yang menjalani diet karnivora, keto, atau rendah karbohidrat dan makan lebih banyak daging daripada buah-buahan dan sayuran berisiko tidak memenuhi kebutuhan vitamin C harian.

Hujoel juga sepakat bahwa konsumsi suplemen bukan solusi terbaik dalam kasus ini. Karena, menurut dia, suplemen cenderung memiliki kadar vitamin C yang lebih tinggi daripada yang diperlukan.

Vollrath menilai, konsumsi vitamin C tidak akan membuat seseorang lebih sehat karena tubuh hanya menggunakan jumlah vitamin C yang dibutuhkan.

Ketika seseorang mengonsumsi vitamin C, nutrisi diserap di usus dan dibawa ke sel untuk membantu membuat protein dan hormon.

Tubuh juga akan menyimpan beberapa vitamin C dalam sel. Akan tetapi, ginjal akan menyaring darah dan mengeluarkan kelebihan vitamin C dalam urine.

"Jadi, menghabiskan banyak uang untuk vitamin C dosis tinggi akhirnya terbuang begitu saja lewat urine," tukasnya.

BERITA TERKAIT