logo-pmjnews.com

News

Selasa, 22 Maret 2022 16:35 WIB

Jelang Ramadhan, Stok Kedelai Sampai Daging Sapi Alami Defisit

Editor: Ferro Maulana

Stok kacang kedelai. (Foto: Dok Net)
Stok kacang kedelai. (Foto: Dok Net)

PMJ NEWS -  Menjelang bulan suci Ramadan dan Idul Fitri 2022, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, mayoritas ketersediaan bahan pangan relatif aman.

Kecuali untuk empat komoditas antara lain, kedelai, bawang putih, daging sapi, dan gula konsumsi mengalami deficit.

Menurut frognosa neraca komoditas pangan strategis Januari-Desember 2022, Mentan mengungkapkan, ketersediaan bahan pokok seperti beras, jagung, bawang merah, cabai rawit merah, daging dan telur ayam rasa hingga minyak goreng relatif aman.

"Untuk beras, jagung, bawang merah, cabai merah, daging ayam, telur ayam, dan minyak goreng, ketersediaannya diperkirakan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri," beber Mentan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, di Gedung Parlemen, di Jakarta, Selasa (22/3/2022).

"Namun untuk komoditi kedelai, bawang putih, daging sapi, gula konsumsi. Pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri, juga terutama dari substitusi impor yang ada," jelasnya menambahkan.

Sementara itu, angka defisit terbesar terjadi untuk kedelai, yang minus sampai 2,59 juta ton.

Adapun kebutuhan tahunan yang mencapai 2,98 juta ton belum memenuhi total ketersediaan 391,28 ribu ton.

Sehingga harus impor sekitar 2,84 juta ton kedelai, yang kini masih bergantung dari Australia.

Sedangkan, kekurangan stok juga dirasakan untuk bawang putih, yang mencapai defisit 366,9 ribu ton.

Total kebutuhan tahunannya mencapai 621,88 ribu ton, sementara di dalam negeri hanya tersedia 254,98 ribu ton. Sehingga perlu impor 606,37 ribu ton.

Berikutnya, ketergantungan atas sapi impor Australia juga membuat stok daging sapi defisit 134,35 ribu ton.

Jadi total ketersediaan domestik sekitar 572 ribu ton, namun kebutuhan mencapai 706,38 ribu ton. Jadi perlu tambahan pasokan impor 193,22 ribu ton.

Lalu, gula konsumsi, yang ketersediaannya minus 234,69 ribu ton. Stok dalam negeri mencapai 2,98 juta ton, tapi kebutuhan capai 3,21 juta ton.

Karena itu, pemerintah berencana melakukan impor 1,04 juta ton.

BERITA TERKAIT