test

Fokus

Sabtu, 30 Oktober 2021 18:00 WIB

Kecelakaan Maut, Membuka Kotak Pandora TransJakarta

Editor: Ferro Maulana

Kecelakaan bus TransJakarta. (Foto: Dok Net/ Ilustrasi)

PMJ NEWS -  Kecelakaan maut dua bus Transjakarta di MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, meninggalkan luka mendalam bagi kita semua. 

Jumlah korban dalam kecelakaan itu ada 39 orang dengan rincian dua orang meninggal dunia yakni sopir dan penumpang serta sisanya mengalami luka-luka. 

Saat ini kepolisian kembali melakukan pemeriksaan tambahan terhadap empat saksi baru untuk menggali keterangan terkait kecelakaan bus Transjakarta di Jalan MT Haryono. 

Kasubdit Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono mengatakan, keempat saksi baru tersebut berasal dari penumpang bus Transjakarta, Pengawas Pool Transjakarta, dan pihak operator Bus Bianglala Metropolitan.

Kecelakaan TransJakarta 2 orang tewas. (Foto: PMJ/TMC Polda Metro).
Kecelakaan TransJakarta 2 orang tewas. (Foto: PMJ/TMC Polda Metro).

"Total kurang lebih ada 15 saksi yang diperiksa," tuturnya kepada wartawan di Polda Metro Jaya, baru-baru ini. 

Argo mengungkapkan, pemanggilan saksi baru ini ditujukan untuk mencari keterangan tambahan dari pihak penumpang guna menguatkan kronologi kejadian tabrakan itu. 

Meski begitu, menurutnya, kedua penumpang tersebut masih belum bisa dipanggil karena kondisinya masih belum pulih total.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono. (Foto: Dok Net)
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono. (Foto: Dok Net)

"Untuk mencari keterkaitan antara penumpang pertama dengan kedua. Untuk menguatkan apakah pada saat kejadian memang tidak ada upaya pengereman dan sebagainya," sambungnya. 

Lebih jauh pihaknya mengaku sampai saat ini polisi masih mendalami apakah kecelakaan yang menyebabkan dua orang meninggal dunia itu disebabkan oleh kelalaian sopir atau faktor lainnya.

"Lusa Senin (1/11/2021), kita gelar perkara untuk informasi awal, hasil pemeriksaan selama satu pekan ini. Baru nanti setelah gelar perkara kita akan tentukan," tandasnya. 

Buka Kotak Pandora Manajemen TransJakarta

Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak, menilai dua kecelakaan bus Transjakarta yang terjadi belakangan ini menunjukkan ada yang tidak beres dengan manajemen PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). 

Kecelakaan tersebut seakan-akan membuka kotak pandora bobroknya manajemen PT Transjakarta.

"Ini jelas ada yang tidak beres. Seperti kotak pandora yang terbuka bahwa manajemen Transjakarta tidak baik," ujarnya, Sabtu (30/10/2021). 

Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak. (Foto: Dok Net/ Istimewa)
Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak. (Foto: Dok Net/ Istimewa)

Selain kecelakaan di MT Haryono, kecelakaan juga terjadi lagi di pekan yang sama. Satu unit bus Transjakarta menabrak lima pembatas jalan atau Movable Concrete Barrier (MCB) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Jumat (29/10/2021) kemarin. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. 

Gilbert menyebut manajemen PT Transjakarta harus mengoreksi sumber daya manusia (SDM) yang ada. 

BUMD itu telah menerima subsidi atau public service obligation (PSO) senilai Rp3 triliun per tahunnya, sehingga harus mengutamakan unsur keamanan penumpang.

Berkenaan penyebab kecelakaan, menurutnya, harus menunggu data investigator agar dapat terungkap yang sebenarnya terjadi. 

Yang pasti, politikus PDIP ini menganggap, perlu ada perbaikan di PT Transjakarta.

Bus Transjakarta yang hancur akibat tabrakan. (Foto: PMJ/Dok PMJ).
Bus Transjakarta yang hancur akibat tabrakan. (Foto: PMJ/Dok PMJ).

"Kebutuhan untuk perbaikan seluruh BUMD, termasuk Transjakarta semakin mendesak," ucapnya menegaskan. 

Ia menambahkan, evaluasi akan dilakukan baik secara internal maupun terhadap mitra operator bus Bianglala Metropolitan (BMP). 

Adapun dua bus yang kemarin terlibat kecelakaan merupakan milik BMP sebagai operator.

“Kami akan memperketat lagi kegiatan evaluasi dan pembinaan kepada operator," tegasnya. 

"Hal ini sebagai salah satu langkah dan upaya yang kami lakukan, sesuai arahan Pak Gubernur untuk meminimalisir kejadian seperti ini tidak terulang kembali ke depannya,” tandasnya. 

Sediakan Klinik di Setiap Depo

Terpisah, Ketua Komisi B DPRD DKI Abdul Aziz meminta PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) untuk menyediakan klinik di setiap depo untuk memeriksa kondisi kesehatan sopirnya.

Kecelakaan dua bus Transjakarta di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. (Foto: PMJ News/Istimewa).
Kecelakaan dua bus Transjakarta di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. (Foto: PMJ News/Istimewa).

Hal ini diungkapkan dalam rapat Komisi B dengan agenda meminta klarifikasi Transjakarta atas kasus kecelakaan dua bus Transjakarta yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

"Usulan kami ada klinik di setiap depo. Besok-besok, sebelum sopir melakukan opersionalnya harus ada klinik yang mengecek ini ngantuk apa enggak, tekanan darahnya normal atau nggak. Ada dokter yang mengontrol," ujarnya. 

Aziz menilai hal ini diperlukan untuk mencegah kecelakaan bus Transjakarta kembali terulang.

Ketua Komisi B DPRD DKI Abdul Aziz. (Foto: Dok Net/ Istimewa)
Ketua Komisi B DPRD DKI Abdul Aziz. (Foto: Dok Net/ Istimewa)

Hal itu mengingat, selama ini Transjakarta hanya melakukan pengecekan kondisi sopir dalam bentuk surat pernyataan.

"Saat ingin beroperasi, (sopir) dikontrol dulu, bukan sekadar mengisi form, saya sehat," tuturnya. 

Evaluasi Pemeriksaan Sopir TransJakarta

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) menyebut Pemprov DKI akan lebih ketat melakukan pemeriksaan kesehatan para sopir bus Transjakarta imbas kecelakaan beberapa waktu lalu.

Hal ini menanggapi usulan DPRD DKI agar manajemen Transjakarta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin kepada para sopirnya. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi resiko kecelakaan.

"Saya kira setuju. Usulan dari teman-teman DPRD baik, ya. Nanti tentu dari Transjakarta akan melakukan evaluasi terkait jam kerja, kesehatannya akan kita evaluasi kembali, akan kita tingkatkan kembali," ungkap Ariza kepada wartawan. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. (Foto: PMJ News/Fajar).
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. (Foto: PMJ News/Fajar).

Ariza mengungkapkan, pekerjaan sebagai sopir Transjakarta memang tidak mudah. Meskipun ada pembagian jam kerja, namun mereka harus selalu memiliki kondisi kesehatan yang prima.

Alasannya, cara mengemudi bus Transjakarta berbeda dengan mengemudi kendaraan lainnya, dengan jalur khusus yang sempit. Sehingga, diperlukan konsentrasi tinggi.

"Menyopir di busway itu lurus, kemudian kiri kanan ada pembatas. Hal itu lebih berat, harus lebih fokus, lebih konsentrasi. Itu memang membosankan dan membuat ngantuk itu," paparnya. 

"Tidak sama kalau kita bawa mobil di jalan umum. Jadi, nanti perlu dicarikan solusi yang terbaik supaya tidak mengantuk, tidak bosan, tetap fokus, dan tidak capek," tandasnya. 

Korban Luka Kecelakaan TransJakarta Diizinkan Pulang

Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Edison Sahputra menuturkan, hingga saat ini Sabtu (30/10/2021), pukul 17.00 WIB, sudah tidak ada lagi korban kecelakaan bus Transjakarta yang dirawat di rumah sakit tersebut. 

Edison mengatakan, pada Jumat (29/10/2021) pihaknya memang masih merawat sebanyak tiga orang. Menurutnya, mereka adalah pasien yang menjalani pemulihan pasca-operasi. 

"Kalau Sabtu hari ini sudah nggak ada ya yang dirawat. Tinggal tiga yang pasca-operasi, kemarin (Jumat) tetapi sudah pulang," ungkap Edison, Sabtu. 

Kecelakaan dua bus Transjakarta di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. (Foto: Dok PMJ News).
Kecelakaan dua bus Transjakarta di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. (Foto: Dok PMJ News).

Kemudian, pada satu hari sebelumnya atau Kamis (28/10/2021) satu pasien berjenis kelamin perempuan sudah bisa kembali ke rumahnya. 

Dia memastikan, kondisi seluruh pasien sudah tergolong stabil dan oleh karenanya dipersilahkan pulang untuk dilakukan rawat jalan. 

"Jadi karena udah stabil, lukanya kering bagus, kemudian (pasien) yang patah kaki sudah difisioterapi jadi nanti tinggal melatih bagaimana gerakan dia, jadi tinggal kontrol rawat jalan aja," tutupnya.

BERITA TERKAIT