logo-pmjnews.com

News

Senin, 25 Oktober 2021 13:05 WIB

Kabar Hoaks, 600 Pelajar Tiongkok Disuntik Vaksin Kosong di Jakarta

Editor: Ferro Maulana

Konten Hoax. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Fif)
Konten Hoax. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Fif)

PMJ NEWS - Berita bohong (hoax) terkait vaksinasi tersebut masih saja berkeliaran sehingga menyebabkan disinformasi di kalangan masyarakat.

Terkini sampai Minggu (24/10/2021), Satgas Covid-19 mengklarifikasi informasi dalam unggahan di Facebook yang mengklaim sekitar 600 pelajar Tiongkok yang disuntikkan vaksinasi kosong di DKI Jakarta.

Ratusan pelajar Tiongkok itu juga mendapatkan sertifikat vaksin dan barcode. Setelah ditelusuri informasi tersebut salah.

Faktanya, kejadian yang terdapat pada video tersebut bukan di DKI Jakarta melainkan di Malaysia. Hal ini terbukti dalam video terdapat bendera Malaysia.

Dalam video itu benar adanya seorang anak disuntikan jarum tanpa ada isi vaksinnya.

Situs MalayMail melaporkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia telah mengklarifikasi video yang sebelumnya viral di Malaysia tersebut merupakan sebuah kesalahan dari petugas vaksinator.

"Dia secara tidak sengaja mengambil jarum suntik kosong dan memberikan suntikan dari itu,” terang Dr. Noor Azmi yang merupakan Wakil Menteri Kesehatan Malaysia, melansir keterangan di laman resmi Covid19.go.id.

Usai memberikan suntikan kosong, anak laki-laki dalam video tersebut menyadari bahwa ia tidak diberikan dosis yang tepat kemudian memberitahu orang tua dan petugas vaksin setempat. Petugas meminta maaf dan melanjutkan untuk pemberian suntikan vaksin yang benar.

"Dengan demikian, klaim 600 pelajar China divaksinasi kosong di DKI Jakarta merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan," demikian keterangan Satgas Covid-19.

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengakui adanya hoax menjadi tantangan bagi program vaksinasi Covid-19, khususnya bagi kalangan lansia.

Sampai Minggu (24/10/2021) kemarin, program vaksinasi Covid-19 dosis pertama telah menembus angka 113 juta.

Sementara, untuk dosis kedua sudah 67,9 juta masyarakat telah mendapatkan dua kali penyuntikan dari 208,26 juta orang target. Total jumlah vaksin yang sudah disuntikkan sejumlah 182,05 juta.

Nadia meski total jumlah vaksin yang disuntikkan 172 juta, masih terdapat pekerjaan rumah pemerintah terutama dari sisi sasaran vaksin, yaitu kelompok lanjut usia (lansia).

"Masih ada lansia yang belum mau divaksin," terang Siti Nadia dalam diskusi online dengan tema "Masih Ada Hoax di Antara Kita dan Vaksin Covid-19", Selasa (19/10/2021) lalu.

Siti Nadia melanjutkan, walaupun lansia masuk dalam prioritas vaksinasi Covid-19, tetapi kecepatan penyuntikan pada lansia lambat karena masih banyak lansia yang salah persepsi dan ada pula menolak divaksin.

"Persepsi yang salah ini bisa juga dikarenakan mereka menerima informasi atau pun hoax yang kemudian membuat mereka tidak yakin untuk divaksin," ujarnya.

Di samping pada lansia, tantangan vaksinasi Covid-19 juga pada remaja usia 12 hingga 17 tahun. Orangtua remaja ragu anaknya mendapat vaksinasi karena informasi yang beredar.

Siti Nadia menambahkan, sejak Januari tercatat 2.000 hoax mengenai vaksinasi Covid-19 yang beredar.

Namun sayang, sekitar 50 persen masyarakat Indonesia tidak mengecek informasi yang didapat apakah benar atau tidak.

Mereka yang membaca informasi itu terkadang menjadi ragu atau bahkan meyakini informasi itu apalagi jika yang mengirimkan informasi merupakan orang yang dipercaya.

BERITA TERKAIT