test

Kesehatan

Minggu, 17 Oktober 2021 11:04 WIB

Studi: Bahan Kimia Plastik Berkontribusi Pada Kematian Dini

Editor: Hadi Ismanto

Bahan kimia yang terkandung dalam plastik berkontribusi pada kematian dini. (Foto: PMJ News/Ilustrasi).

PMJ NEWS - Studi terbaru mengungkapkan bahan kimia sintetis yang terdapat dalam produk plastik yang digunakan sehari-hari dapat berkontribusi pada kematian dini.

Secara spesifik, studi ini menunjukkan bahan kimia phthalates kemungkinan berkontribusi pada sekitar 91 ribu hingga 107 ribu kematian dini setiap tahunnya pada orang berusia 55-64 tahun di Amerika serikat.

Bahan kimia phthalates banyak terdapat di kemasan makanan, sampo, parfum, pakaian, dan mainan anak-anak.

Studi ini mengukur konsentrasi phthalates dalam urine pada lebih dari 5.000 orang dewasa antara usia 55 dan 64. Peneliti lalu membandingkan tingkat tersebut dengan risiko kematian dini selama rata-rata 10 tahun.

Riset yang dipublikasikan jurnal Environmental Pollution ini mendapati orang dengan tingkat phtalates yang tinggi memiliki risiko kematian yang lebih besar dari penyakit apapun, terutama kardiovaskular atau berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah.

Studi ini juga menemukan kematian tersebut merugikan AS sekitar US$40-47 miliar setiap tahun karena kehilangan produktivitas ekonomi.

"Studi ini menambah basis data yang berkembang tentang dampak plastik pada tubuh manusia dan mendukung kesehatan masyarakat dan mengurangi atau menghilangkan penggunaan plastik," kata pemimpin studi NYU Langone Health, Leonardo Trasande dikutip dari CNN.

Phthalates diketahui dapat mengganggu mekanisme tubuh untuk memproduksi hormon yang terkait dengan sistem endokrin. Hormon ini terkait dengan perkembangan, reproduksi, otak, kekebalan tubuh, dan lainnya.

National Institute of Environmental Health Sciences menyatakan gangguan hormonal yang sedikit saja dapat berdampak pada perkembangan dan efek biologis yang signifikan.

Sementara penelitian sebelumnya juga menunjukkan phtalates pada anak-anak dikaitkan dengan obesitas, asma, masalah kardiovaskular, dan kanker.

BERITA TERKAIT