Jumat, 27 Agustus 2021 11:05 WIB
Tembus Hutan Jalan Juang, Garuda Bhayangkara Hadapi Teror dan Lemparan Bom
Editor: Fitriawan Ginting
PMJ NEWS - Formed Police Unit Tiga (FPU 3) MINUSCA (United Nation Mission Integrated Multidimensional Stabilization in Central African Republic) untuk Misi Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melakukan perjalanan panjang puluhan kilometer menyusuri pantai dan hutan di Pulau Tegal Mas Lampung.
Perjalanan yang dianggap sebagai wilayah konflik itu dimulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB dini hari. Di Jalan Juang itu, Tim Garuda Polri menghadapi berbagai persoalan. Mulai dari teror hingga lemparan bom yang mengejutkan. Termasuk menghadapi jebakan atau ranjau yang bisa membahayakan FPU 3. Karena itu, mereka harus terus waspada dan siap dengan situasi tersebut.
Kasatgas FPU MINUSCA 3, AKBP Raymond Marcellino Masengi mengatakan, persoalan kompleks hingga teror yang setiap saat terjadi harus siap dihadapi timnya. Bahkan mereka juga harus mampu menjadi pemimpin saat diperlukan dalam situasi tertentu.
"Setiap pos mulai dari 1sampai 5 banyak persoalan berbeda yang akan mereka temui. Bagaimana mereka menembus hutan, mencari petunjuk sampai dengan mengenali penduduk atau suku-suku yang akan mereka hadapi nanti di wilayah konflik Afrika Tengah. Ketenangan dan cara-cara humanis harus mereka kedepankan,” tegas Raymond, Kamis (27/8/2021).
“Tidak itu saja, selama perjalanan panjang dengan jarak tempuh puluhan kilometer di Jalan Juang ini, mereka juga menghadapi teror tembakan dari pemberontak atau pihak-pihak lain. Begitu pun lemparan bom dengan ledakan yang bisa terjadi kapanpun, mereka harus siap dan sigap. Tidak boleh lengah, tetap fokus,” sambung Raymond.
Jebakan atau ranjau juga dibuat di Jalan Juang untuk memastikan bahwa Garuda Bhayangkara Polri siap untuk terbang ke Afrika Tengah yang merupakan wilayah konflik dalam misi mulia Misi Perdamaian PBB pada 11 September mendatang.
Salah satu peserta, Ipda Rochmat Maseugni mengatakan, perjalanan panjang ini menguji fisik dan juga mentalnya. Beberapa lokasi sangat membahayakan, jika ia dan juga timnya lengah. Termasuk harus memecahkan pesoalan yang dihadapi dirinya dan juga tim.
“Benar-benar menguji fisik kami. Mulai dari menyelam di lautan sampai harus menembus hutan. Teror dan lemparan bom yang terjadi selama perjalanan, membuat kami benar-benar harus siap dan waspada selama perjalanan. Belum lagi menghadapi ranjau yang akan membahayakan kami jika tak berhati-hati. Dan bersyukur, kami bisa melalui semuanya dengan sebaik-baiknya,” kata Rochmat.