Jumat, 20 Agustus 2021 21:01 WIB
53 Terduga Teroris Perencana Bom 17 Agustus Cari Dana Lewat Kotak Amal
Editor: Ferro Maulana
Penulis: Yeni Lestari
PMJ NEWS - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Polri meringkus 53 terduga teroris dari 11 provinsi berbeda di Indonesia. Sebanyak 50 orang berasal dari kelompok Jamaah Islamiyah (Jl) sementara tiga lainnya masuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menjelaskan pihaknya telah mengindikasi adanya tindakan pengeboman yang hendak direncanakan terduga teroris pada 17 Agustus lalu.
Bahkan, Argo menyebut, terduga teroris kerap memanfaatkan hari besar dalam beraksi.
"Ada suatu agenda yang telah dibuat oleh mereka, sejarahnya panjang ya, seperti pengeboman di Bali. Ini semua sudah kita petakan, makanya sebelum 17 Agustus kita lakukan penangkapan," tutur Argo dalam siaran pers, di Bareskrim Polri, Jumat (20/8/2021).
"Yang akan disasar itu di tanggal tertentu, di hari besar yang berkenaan dengan pemerintah,” tuturnya.
“Jadi yang masuk dalam bagian pemerintahan ini yang dia sasar menjadi target, seperti kantor polisi atau atau kerumunan orang asing yang ada di Indonesia," lanjutnya.
Kendati demikian, Argo tidak menjelaskan secara rinci terkait dengan titik lokasi yang hendak diincar terduga terorisme pada 17 Agustus kemarin.
Argo lantas mengungkap, terduga teroris kerap menggunakan kotak amal berkedok infaq untuk mencari dana. Untuk kemudian digunakan dalam membiayai aksi terorisme.
"Infaq ini di berbagai macam dipasang, ada yang di warung, dan tempat-tempat orang mudah berkumpul. Kemudian tanda-tanda dari infaq (untuk kegiatan terorisme) ini biasanya mereka tidak menggunakan nama panti asuhan yang jelas," ujar Argo.
Hal yang sama juga dikatakan Kepala Bagian Operasi Densus 88, Kombes Pol Aswin Siregar terkait dengan lokasi penyebaran kotak amal, termasuk ke tempat ibadah.
"(Jumlahnya) bisa sampai ribuan kotak. Tempatnya tersebar dimana saja, yang memungkinkan masyarakat untuk berkumpul seperti warung, supermarket, tempat ibadah hingga warung makan. Tidak ada spesifikasi dimana, jadi sistemnya dia sebar saja," pungkasnya.