test

Regional

Kamis, 29 Juli 2021 15:50 WIB

Darurat! Ketersediaan Oksigen Menipis di 43 Rumah Sakit di Kaltim

Editor: Ferro Maulana

Tempat menjual dan mengisi tabung oksigen. (Foto: PMJ News/ Gitting).

PMJ NEWS - Ketersediaan oksigen yang menipis terjadi di Kalimantan Timur (Kaltim). Sebanyak 43 rumah sakit menyatakan stok mereka hanya tersisa hingga dua hari ke depan.

Menipisnya stok oksigen di wilayah Kaltim telah dilaporkan dalam Rakor Harian Oksigen secara virtual antara Pemprov dan jajaran bersama Kemenkes RI, pada Selasa (27/7/2021).

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Provinsi Kalimantan Timur Jauhar Effendi menjelakan, merunut data yang masuk melalui Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), dari 58 RS di Kalimantan Timur, ada 43 RS yang sudah melaporkan pemakaian, ketersediaan dan estimasi stok oksigen yang bakal segera habis.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Provinsi Kalimantan Timur Jauhar Effendi. (Foto: Pemprov Kaltim)
Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Provinsi Kalimantan Timur Jauhar Effendi. (Foto: Pemprov Kaltim)

"Secara keseluruhan, untuk jenis oksigen cair diperkirakan stok akan habis dalam dua hari ke depan. Seperti tabung kecil ukuran satu meter kubik dan tabung sedang ukuran 2 meter kubik,” keluh Jauhar, kepada wartawan, Kamis (29/7/2021).

“Bahkan tabung besar ukuran 6 meter kubik hanya bertahan sampai 1 hari ke depan," tambahnya.

Dalam rapat tersebut, Pemprov Kaltim menyampaikan sederetan permasalahan yang dihadapi kepada pihak Kemenkes. Pertama, seluruh keperluan oksigen RS memang dipasok PT Samator.

"Tapi karena peningkatan yang tajam terkait permintaan oksigen, terjadi defisit pasokan," tuturnya.

Permasalahan lain yang dilaporkan yaitu kekurangan tabung oksigen. Pemprov Kaltim meminta pemerintah pusat menambah peralatan penghasil oksigen konsentrator, terutama untuk RS di Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu.

Pemda di Kaltim juga diminta membuat surat permintaan oksigen kepada pimpinan BUMN setempat yang memproduksi oksigen.

"Kalau pimpinan perusahaan tidak bersedia, diminta laporkan ke Direktur Industri Kimia Hulu," pungkasnya.

BERITA TERKAIT