Sabtu, 5 Juni 2021 17:14 WIB
Kisah Daniel, Siswa SPN Lido Bikin Kapolda Metro Terkenang Masa Lalu
Editor: Hadi Ismanto
PMJ NEWS - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran melaksanakan kunjungan ke Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Metro Jaya di Cigombong, Bogor, Rabu (2/6/2021) lalu. Dia meninjau proses pembelajaran siswa.
Ada momen lucu yang terlihat saat Kapolda Metro memeriksa barisan siswa-siswa dan berdialog dengan seorang siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) bernama Daniel Stephan Nadapdap asal Kalimantan Utara (Kaltara).
Seperti dikutip dari laman akun Instagram resmi Polda Metro jaya, @poldametrojaya, Sabtu (5/6/2021), Fadil yang mengetahui siswa itu dari Kalimantan Utara bertanya siapa nama Kapolda Kaltara.
Momen lucu terjadi saat Fadil menyapa salah satu siswa bernama Daniel Stephan Nadapdap asal Kalimantan Utara. Dalam kesempatan itu, Fadil mengetes pengetahuan Daniel dan menanyakan nama Kapolda Kalimantan Utara.
"Siap lupa, Jenderal! Siap salah, Jenderal!" jawab Daniel menjawab pertanyaan Kapolda Fadil.
Mendengar jawaban itu, Fadil kembali menanyakan nama Kapolda Metro Jaya. Kemudian, Daniel mengaku tahu identitasnya, namun tak tahu nama lengkapnya. Siswa SPN itu mengaku belum pernah bertemu dengan Kapolda Metro Jaya.
"Iya di mana? Hari ini di mana?" kata Fadil sambil memegang bahu Daniel.
Siswa SPN itu kemudian menjawab pertanyaan Fadil dengan lirikan mata. "Siap di samping saya, Jenderal!" ujar Daniel.
Tindakan tersebut kemudian mengundang tawa Fadil bersama peserta lainnya. Selanjutnya, jenderal bintang dua itu pun mengajak siswa itu berkenalan.
"Kenalan dulu kita, perkenalkan saya Kapolda Metro Jaya. Senang bertemu dengan Bapak," ujar Fadil sambil menjabat tangan Daniel.
Fadil memaklumi apabila siswa SPN Polda Metro Jaya terkadang lupa dengan hal-hal kecil. Dia un mengenang saat dirinya harus menjalani banyak kegiatan saat menempuh sekolah dinas.
"Yaa, begitulah namanya menjadi siswa, banyak hal sederhana tetapi terkadang menjadi rumit, karena banyaknya kegiatan dan banyak tekanan psikologis," jelas Fadil.
"Kita digembleng bukan hanya intelektualitas, kepemimpinan, dan fisik. Namun juga mental. Siswa diberi beban yang memberikan tekanan sampai kepada batas masing masing sebagai manusia. Semuanya untuk bekal menjadi Bhayangkara negara," tukasnya.