logo-pmjnews.com

News

Senin, 17 Mei 2021 10:55 WIB

Jokowi, PM Malaysia dan Sultan Brunei Keluarkan Pernyataan Soal Palestina

Editor: Hadi Ismanto

Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers. (Foto: PMJ News/YouTube Setpres).
Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers. (Foto: PMJ News/YouTube Setpres).

PMJ NEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah mengeluarkan pernyataan bersama terkait konflik Palestina-Israel.

“Kami mengutuk keras, kekerasan yang berulang kali dilakukan oleh Israel, yang menargetkan warga sipil di seluruh wilayah pendudukan Palestina khususnya di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza yang telah membunuh, melukai, dan menyebabkan penderitaan bagi banyak orang termasuk wanita dan anak-anak,” tulis Jokowi melalui akun twitter resminya @Jokowi, Senin (17/5/2021).

"Kami juga sangat prihatin dengan perluasan pemukiman ilegal dan pembongkaran serta penyitaan bangunan milik Palestina di Tepi Barat termasuk di Yerusalem Timur,” sambung pernyataan tersebut.

Dalam pernyataan itu Jokowi, Muhyiddin dan Bolkiah meminta semua pihak menahan diri. Ketiganya juga meminta penghentian serangan terhadap warga sipil dan mengambil langkah dalam meredakan situasi. Termasuk juga untuk menegakkan hukum dan ketertiban internasional.

“Kami mendesak kedua belah pihak untuk menerima keterlibatan internasional sementara di Kota Al Quds untuk memantau penghentian pertempuran di wilayah pendudukan Palestina,” seru pimpinan tiga negara itu.

Selain itu Jokowi, Muhyiddin dan Bolkiah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak untuk menjamin keamanan dan perlindungan warga sipil di seluruh wilayah Palestina.

“Kami meminta Majelis Umum PBB untuk mengadakan sesi darurat untuk membahas perkembangan yang serius dan menghasilkan Resolusi Perdamaian dengan tujuan untuk mengakhiri kekejaman terhadap rakyat Palestina,” bunyi pernyataan tersebut.

Mereka juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk tetap teguh menjaga solusi dua negara. Hal ini untuk mencapai kemerdekaan Negara Palestina, berdasarkan perbatasan sebelum 1967, dengan Timur Yerusalem sebagai ibukotanya.

BERITA TERKAIT