test

News

Sabtu, 8 Mei 2021 18:06 WIB

Gubernur BI: Game Changer Perkuat RI Hadapi Tekanan Ekonomi Akibat Pandemi

Editor: Ferro Maulana

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. (Foto: Dok Net)

PMJ NEWS -  Lemahnya ekonomi akibat dampak pandemi Virus Covid-19 tengah dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia, tak terkecuali juga di Indonesia.

Namun demikian, ekonomi nasional diklaim sudah berhasil melewati masa-masa sulit dengan ditopang oleh berbagai kebijakan pemerintah.

Mulai dari pemberian beragam stimulus baik dalam hal fiskal maupun juga moneter sampai program vaksinasi Covid-19.

“Dengan berbagai upaya yang ada, kita kini tidak lagi hanya berkutat pada perbaikan kondisi perekonomian. Namun telah berlanjut pada langkah pemulihan ekonomi nasional,” tutur Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (8/5/2021).

Klaim telah membaiknya perekonomian nasional itu, lanjut Perry, berdasarkan terhadap catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini telah berada di kisaran 4,1 hingga 5,1 persen.

Capaian itu didukung oleh kinerja ekspor yang membanggakan, dan juga diperkuat oleh sejumlah stimulus baik fiskal maupun moneter.

Selanjutnya, stabilitas perekonomian makro, menurut Perry, juga tetap terjaga, dengan inflasi yang berada di level rendah.

“Inflasi kita terjaga di bawah dua persen, bahkan mencapai 1,4 persen untuk posisi saat ini. Di akhir tahun diproyeksikan juga masih akan terjaga di level tiga persen, dengan plus-minus satu persen," tuturnya.

"Lalu perbankan kita juga sangat kuat. Likuiditasnya melimpah, dengan term suku bunga yang juga terus menurun. Ini semua membuat perekonomian kita saat ini jauh lebih baik disbanding masa-masa awal terjadinya pandemi,” papar Perry panjang lebar.

Tak hanya ditopang oleh banyak faktor yang dijelaskannya tadi, Perry menambahkan, gelombang digitalisasi sistem pembayaran di masyarakat juga tampil sebagai game changer yang turut memperkuat Indonesia dalam menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Maka, dengan adanya pandemi yang membuat mobilitas masyarakat menjadi sangat terbatas, gelombang digitalisasi justru terbukti sukses membuat aktivitas perekonomian sehari-hari di masyarakat jadi tetap bergeliat.

“Dengan pergerakan yang serba terbatas, pembayaran secara digital menjadi semakin luas dan diminati. Transaksi e-commerce kita tahun lalu, misalnya, telah mencapai Rp266 triliun," jelasnya.

"Insha Allah di tahun ini masih bisa tumbuh sekitar 39,1 persen menjadi Rp370 triliun,” lanjut Perry.

Tak hanya belanja lewat ecommerce saja yang tumbuh, pemakaian elektronik pada tahun lalu juga sukses menembus angka Rp205 triliun.

Pada tahun ini, nilai itu diperkirakan masih mempunyai ruang untuk tumbuh sekitar 32,2 persen menjadi Rp271 triliun. Lalu transaksi digital banking secara fantastis juga berhasil menembus angka Rp27.000 triliun.

Dan pada tahun ini diproyeksikan masih bakal tumbuh sedikitnya sekitar 21,8 persen menjadi Rp33.000 triliun.

“Digital banking secara perlahan telah menjadi new normal dalam sistem perbankan dan juga perekonomian nasional secara luas," tuturnya.

"Ini jelas menjadi game changer yang tak bisa dilepaskan dari kemampuan ekonomi Indonesia untuk terus pulih dari dampak tekanan pandemi,” tutupnya.

BERITA TERKAIT