logo-pmjnews.com

News

Senin, 8 Februari 2021 18:05 WIB

Pandemi Covid-19 Membawa Rezeki: Tukang Peti Mati Mendadak Banjir Order

Editor: Etty Kadriwaty

Penulis: Yeni Lestari

Penjual peti mati mendadak laris di tengah pandemi Covid-19. (Foto:PMJ New/Yeni)
Penjual peti mati mendadak laris di tengah pandemi Covid-19. (Foto:PMJ New/Yeni)

PMJ NEWS - Pandemi Covid-19 sungguh mengerikan. Bukan saja menghabiskan banyak nyawa manusia tapi juga ‘mematikan’ hajat hidup orang banyak. Banyak usaha gulung tikar terimbas dari pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan.

Namun, di balik musibah terdapat hikmah. Di antara kegelapan, ada secercah sinar. Di tengah pandemi saat ini, ada sebongkah cahaya rezeki bagi para pembuat peti mati.

Mereka memang tak tertawa di atas kematian tapi mereka mengais rezeki dari aktivitas sebagai pembuat peti mati. Khususnya untuk kematian para korban Covid-19.

Yobih, si Pemilik Usaha Peti 3 Generasi

Berkenalan dengan Yobih Chandra, seorang pemilik usaha jasa pembuatan peti mati di Bekasi. Yobih, bukan orang pertama, melainkan sebagai penerus ketiga atau generasi ketiga yang meneruskan usaha jasa pembuatan peti secara turun temurun sejak tahun 1960.

Memiliki nama usaha "Jasa Pembuatan Peti Siapa Nyana", Yobih menjelaskan bahwa nama tersebut memiliki filosofi khusus yang lekat dengan kematian dan bisa dimaknai melalui dua bahasa, baik Bahasa Betawi dan Bahasa Manado.

Yobih, si pemilik usaha pembuat peti mati. (Foto:PMJ News/Yeni)
Yobih, si pemilik usaha pembuat peti mati. (Foto:PMJ News/Yeni)

"Kalau dari Bahasa Betawi atau Bekasi, "Siapa Nyana" itu berarti siapa mengira, pasalnya tidak ada yang tahu kapan akan terjadinya kematian," ungkap Yobih kepada PMJ News, Rabu (3/2/2021).

"Sementara, dalam bahasa Manado, "Siapa Nyana" juga bisa disamakan dengan Sapa Ngana, yang memiliki arti yaitu menyapa kalian yang sedang berduka, dalam artian membantu dan memberikan dukungan serta solusi kepada keluarga yang ditinggalkan," sambungnya.

Dalam menjalankan usaha ini, Yobih tidak hanya menerima pesanan peti dari umat Kristiani saja, melainkan untuk semua agama, mulai dari Budha, Konghucu, hingga orang-orang yang beragama Islam. Tidak hanya untuk jenazah yang meninggal karena sakit biasa atau kecelakaan saja, sebab selama satu tahun belakangan ini, usahanya dibanjiri oleh pesanan untuk para jenazah Covid-19.

Peti Untuk Jenazah Covid-19

Sejak satu tahun belakangan, tepatnya saat pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia, Yobih mulai menerima pesanan membuat peti untuk jenazah Covid-19. Peti ini tentunya memiliki perbedaan khusus yang sangat signifikan terutama dalam jenis bahan dan proses produksinya.

Yobih menjelaskan, kayu yang biasanya digunakan sebagai bahan untuk peti Covid-19 adalah kayu hutan, baik itu kayu Mahoni maupun kayu Durian yang dikombinasikan dengan kayu MDF. Hal ini dilakukan untuk membuat harganya lebih murah namun tetap memiliki kualitas yang baik. Satu buah peti untuk jenazah Covid-19 ini dibanderol dengan harga Rp1,3 juta, belum termasuk dengan hiasan dan perlengkapan di dalamnya.

"Satu peti untuk Covid-19 ini, petinya aja ya 1,3 juta, itu belum sama hiasan di dalamnya. Kalau keseluruhan bisa sampai 1,5 juta harganya," jelas Yobih.

Memasang harga satu juta lebih untuk satu buah peti khusus Covid-19 ini menurut Yobih masih terbilang murah. Sebab, ada banyak sekali hiasan dan perlengkapannya yang harus digunakan dalam proses pembuatannya.

Tukang pembuat peti mati mendadak kebanjiran order di masa pandemi Covid-19. (Foto:PMJ News/Yeni)
Tukang pembuat peti mati mendadak kebanjiran order di masa pandemi Covid-19. (Foto:PMJ News/Yeni)

Misalnya seperti dengan menggunakan aquaproof untuk menghindari bocor atau rembes, plastik, alumunium foil, hingga lapis terakhir menggunakan kain kafan.  Tak hanya itu, peti-peti yang diproduksinya baik untuk jenazah biasa atau Covid-19 juga dilengkapi dengan busa dan bantal di dalamnya.

Khusus untuk peti jenazah Covid-19, Yobih menjalin Kerjasama dengan sejumlah Rumah Sakit yang tersebar di beberapa wilayah di Jabodetabek.

Segala permintaan, syarat prasyarat untuk peti, pesanan, hingga pembayaran dilakukan langsung oleh pihak Rumah Sakit.

Beberapa Rumah Sakit di wilayah Bekasi yang bekerjasama dengannya antara lain, RS Primaya Utara, Primaya Timur, dan Primaya Barat, RS Umum Kota Bekasi, RS Umum Cikarang, serta RS Adam Thalib di Cibitung.

Tak hanya di wilayah Bekasi saja, pengiriman khusus untuk peti Covid-19 juga telah dilakukan Yobih sampai ke Jakarta dan Tangerang. Sementara, untuk peti biasa telah dikirimkan ke hampir seluruh pulau Jawa.

Omset per Bulan Miliaran Rupiah

Dalam satu kali pengiriman dengan satu buah truk, Yobih bisa mengirimkan total hingga 30 peti Covid-19.

Dalam proses pengirimannya, pihak Rumah Sakit akan melakukan pelunasan sisa pembayaran pesanan peti Covid-19 sebesar 50%, setelah sebelumnya membayar DP awal 50% di awal pemesanan.

Tak hanya itu, di masa pandemi seperti sekarang ini, pesanan peti meningkat secara signifikan.

Dahulu, sebelum pandemi virus Covid-19, Yobih menuturkan paling sedikit dalam satu bulan bisa 5 peti dan paling banyak 30 peti dikirimkan.

Namun, sejak pandemi, dalam satu bulan bisa 50 kali jalan atau pengiriman, itu sudah digabung dengan pesanan peti non Covid-19. Total 50 kali jalan, bisa ribuan peti dalam satu bulan.

Lebih jauh juga dijelaskan, semasa pandemi ini tidak ada penambahan karyawan dalam proses produksi peti khusus untuk Covid-19 ini.

Total dari awal karyawannya hanya berjumlah 6 orang untuk proses produksinya, dan 15 orang lainnya terlibat dalam proses pelayanan.

Pun jika mendapatkan banyak pesanan dan membutuhkan karyawan, Yobih biasanya mengajak para tetangga, saudara, sepupu di sekitar rumah untuk membantunya.

Menyediakan Layanan Pengantaran (Ambulans)

Tak hanya bergelut dalam proses produksi peti mati saja, dalam melebarkan sayap usahanya Yobih juga menyediakan layanan pengantaran jenazah melalui mobil ambulans. Tak tanggung-tanggung, mobil jenazah ini memiliki berbagai tipe, mulai dari tipe standar, VIP, hingga VVIP.

Dijelaskan lebih lanjut, tipe standar ini terdiri dari 4 jenis mobil yaitu L300, APV, Grandmax dan Luxio. Sementara tipe VIP   itu ada mobil Nissan Serena dan Hyundai H1. Khusus untuk tipe mobil VVIP yang dipunya adalah jenis Alphard. Tentunya tiap tipe ini memiliki harga yang berbeda - beda dalam tiap pengiriman atau pengantaran jenazah.

Selain pemesanan peti mati,  juga ada layanan ambulans. (Foto:PMJ News/Yeni)
Selain pemesanan peti mati, juga ada layanan ambulans. (Foto:PMJ News/Yeni)

"Untuk tipe standar yang biasa ini kisaran harganya Rp1,5 juta, lalu VIP itu berkisar antara Rp3,5 juta dan terakhir yang VVIP itu seharga Rp6-7 juta,"

Yobih menjelaskan, beberapa pejabat daerah hingga artis sempat menyewa mobil ambulans miliknya, salah satunya Denny Cagur.

Sebuah Amanat Dari Kakek

Dalam proses penjualan peti, Yobih mengaku selaku berpegang teguh pada amanat almarhum sang kakek. Hal ini akhirnya membuat Yobih terus memasang harga peti yang terbilang murah walaupun memiliki kualitas yang baik.

"Kita kan namanya keluarga lagi berduka, enggak tega juga ya. Emang awalnya amanat dari kakek juga begitu, lu jual peti jangan terlalu mahal, ibaratnya suatu saat lu kan bakal pake juga nih, masa lu enggak mau kasian sih sama orang, namanya lagu kehilangan sodara atau siapanya, kita enggak mau makin nyekik, dapat amanahnya sih gitu," tuturnya.

Yobih menjelaskan, dalam harga penjualan peti yang terpenting adalah bisa untuk membayar gaji karyawan serta untuk membeli kebutuhan pembuatan peti saja sudah cukup.

BERITA TERKAIT