Sabtu, 16 Januari 2021 08:50 WIB
Pendiri Ponpes Mambaul Ulum & Penghafal 5000 Hadist Wafat di Usia 72 Tahun
Editor: Ferro Maulana
PMJ NEWS - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Ulum Bata-Bata, Desa Panaan, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, KH Abdul Hamid bin KH Ahmad Mahfud Zayyadi, wafat.
KH Ahmad Mahfudz Abdul Qodir yang merupakan anggota keluarga dalam keterangan rilis resminya menerangkan, Almarhum wafat di usia 72 Tahun. Dan dikebumikan di Bata-bata. Beliau sudah lama menderita sakit dan karena faktor usia yang sudah sepuh.
Adapun pengasuh Ponpes Mambaul Ulum Bata-Bata RKH Abdul Hamid meninggal pada Jumat (15/1/2021) sore pukul15.05 WIB. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga amal Almarhum diterima oleh Allah SWT dan masuk Surga-Nya. Amiiin," tutur KH Ahmad Mahfudz Abd. Qodir, anggota keluarga dalam keterangannya.
Sekedar informasi, kabar duka ini merupakan kali ketiga, dalam dua hari berturut-turut umat Islam Indonesia kehilangan ulama, setelah sebelumnya juga wafat Syekh Ali Jaber dan Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf.
Kabar duka ini dibenarkan Alumni Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Ali Rido. Ali mwngungkapkan, Kiai Hamid meninggal dunia di usia sekitar 70 tahun.
“Meninggal Jumat kemarin sekitar pukul 14.30 an, karena umur beliau sudah sepuh,” ujarnya kepada wartawan, belum lama ini.
Masih dari keterangan Ali, Kiai Hamid juga sudah sakit sejak 2012 lalu. Sebagai santrinya, Ali pun menjelaskan sosok Kiai Hamid sebagai ulama yang paling karismatik di Kabupaten Pamekasan.
"Beliau sosok yang sangat karismatik dan sangat bijaksana. Di masa kepemimpinan Beliau ini, pertumbuhan Bata-Bata sangat pesat, mulai dari pendidikan sampai jumlah santrinya,” ucapnya.
“Kalau di Pamekasan, Beliau tokoh paling karismatik. Beliau jadi tumpuan dari semua permasalahan kehidupan, sosial, maupun politik,” imbuhnya.
Lanjutnya, Kiai Hamid juga dikenal sebagai seorang muhaddits yang hafal sampai 5.000 hadits. Namun demikian, kata Ali, dalam berdakwah Kiai Hamid lebih fokus mengurus pesantren untuk mendidik para kader ulama dan kiai.
“Beliau lebih fokus mengurus pesantren. Yang ngurus pesantren sekarang dilanjutkan putranya,” sambungnya.
Jenazah Kiai Hamid dikebumikan di makam yang berada di Komplek Pesantren Bata-Bata. Menurut Ali, para santri tetap mendoakan Kiai Hamid sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
Apalagi, Pesantren Bata-Bata sendiri juga ditetapkan sebagai pesantren tangguh di masa pandemi ini.
“Jumat sore beliau dimakamkan sebelum Maghrib di makam yang ada di komplek pesantren,” pungkasnya.