test

News

Selasa, 14 Mei 2019 15:03 WIB

Informasi Sesat Terkait Petugas KPPS Meninggal Akibat Diracun

Editor: Redaksi

Ilustrasi kereta api. (Foto : PMJ/Ilustrasi Fifi).
PMJ- Tersiarnya kabar atau berita hoax terkait petugas Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal tidak wajar akibat diracun, direspon oleh Kepala Staf Presiden Moeldoko. Mantan Panglima TNI ini menegaskan, bahwa itu adalah informasi sesat. Dan ia meminta agar masyarakat tidak terpancing oleh kabar menyesatkan itu. "Bahwa tidak ada kematian yang seperti diberitakan. Ada kematian yang tidak wajar yang dicurigai ada racun, tetekbengek, Ini sebuah pernyataan yang sesat. Masyarakat jangan terpancing dengan isu ini,: tegas Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Gedung Bina Graha, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (14/05/2019). "Jadi tidak ada seperti itu. Karena semua yang terjadi bisa dibuktikan secara penyakitnya, berikutnya secara usianya, hal-hal yang alamiah. Jadi tolong supaya masyarakat memahami situasi ini dengan baik, yang benar, agar tidak menjadi kisruh," lanjut Moeldoko didampingi Mendagri Cahyo Kumolo dan Menkes Nina Moeloek. Seperti diketahui, berdasarkan dati dari KPU, sebanyak 469 orang petugas KPPS dilaporkan meninggal dunia. Data tersebut tercatat hingga Jumat (10/5). Sedangkan untuk petugas KPPS yang sakit, sebanyak 4.602 orang. Total keseluruhan petugas yang sakit dan meninggal dunia saat bertugas menjadi 5.071 orang. Dengan kejadian tersebut, Moeldoko mengakui, perlu adanya pembenahan dan juga evaluasi dengan pelaksanaan pemilu serentak ini. Menurut Moeldoko tenaga KPPS dalam pelaksanaan Pemilu selanjutnya harus melalui cek kesehatan yang lebih baik. "Sekarang ini sepertinya cek kesehatannya masih belum baik. Sehingga seolah-olah, bukan seolah-olah, hanya pernyataan dari puskesmas. Pernyataan yang bersifat dinyatakan sehat. Kalau penyakitnya penyakit dalam kan puskesmas tidak bisa melihat. Nanti ke depan perlu dipikirkan ada recovery yang semakin baik,” papar Moeldoko. (Gtg-03).

BERITA TERKAIT