test

News

Selasa, 31 Desember 2019 14:20 WIB

Keren, Drone Buatan BPPT Mampu Terbang 24 Jam

Editor: Ferro Maulana

Prototype drone PUNA MALE pertama (PM1) yang telah dibuat oleh engineer BPPT dan PT DI (Foto: Dok Net)

PMJ - Saat ini kemajuan dunia teknologi terus berkembang dan menyentuh berbagai bidang, tak terkecuali industri pertahanan. Namun bukan rahasia umum lagi jika Indonesia masih memiliki ketergantungan pada produk impor.

Sejatinya, Indonesia mampu menciptakan berbagai jenis alutsista yang mampu bersaing dengan produk dari negara lain. Salah satunya drone atau Pesawat Udara Nir Awak (PUNA).

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) baru-baru ini mengembangkan drone tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE). Mereka bahkan mengklaim drone ini mampu terbang selama 24 jam dan memiliki pengendalian multiple UAV secara bersamaan.

Kepala BPPT, Hammam Riza menyebut konsep operasi MALE memungkinkan untuk melakukan pengawasan dalam menjaga kedaulatan NKRI. Penggunaan drone ini diyakini efisien dan mampu mengurangi risiko kehilangan jiwa, karena dioperasikan tanpa pilot.

"Pesawat Tanpa Awak MALE ini hasil rancang bangun, rekayasa dan produksi anak bangsa," ujar Hammam dalam siaran pers yang diterima wartawan, Selasa (31/12/2019).

Menurut Hamman, pemerintah fokus melakukan pengawasan kedaulatan negara melalui cara yang efisien. Seiring peningkatan ancaman yang terjadi di daerah perbatasan seperti terorisme, penyelundupan, pembajakan, hingga pencurian SDA.

"Kebutuhan pengawasan dari udara yang efisien dan kemampuan muatan (payload) yang lebih besar dan jangkauan radius terbang yang jauh secara continue menjadi kebutuhan yang harus diantisipasi," jelasnya.

Hammam mengatakan, inisiasi pengembangan PUNA MALE dimulai sejak 2015 oleh Balitbang Kementerian Pertahanan (Kemhan). Hal itu ditandai melalui kesepakatan rancangan, kebutuhan dan tujuan (DR&O) PUNA MALE yang akan dioperasikan oleh TNI.

"Proses perancangan dimulai dengan kegiatan preliminary design, basic design dengan pembuatan dua kali model terowongan angin dan hasil uji nya di tahun 2016 dan tahun 2018," kata Hammam.

Setelah itu, kata Hammam, dilanjutkan dengan pembuatan engineering document dan drawing tahun 2017 melalui anggaran Kemhan dan BPPT. Di tahun yang sama, dibentuk Konsorsium Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA MALE). Pada tahun ini, tahap manufacturing dimulai melalui beberapa tahapan.

"Langkah ini diawali dengan adanya proses design structure, perhitungan Finite Element Method, pembuatan gambar 3D serta detail drawing 2D yang dikerjakan oleh engineer BPPT dan disupervisi oleh PT Dirgantara Indonesia," tuturnya.

Kemudian prosesnya dilanjutkan melalui pembuatan tooling, molding, cetakan dan fabrikasi dengan proses pre-preg dengan autoclave. Selain itu, pada 2019 juga dilakukan pengadaan Flight Control System (FCS) yang diproduksi di Spanyol.

Rencananya FCS ini akan diintegrasikan di awal 2020 pada prototype PUNA MALE pertama (PM1) yang telah dibuat oleh engineer BPPT dan PT Dirgantara Indonesia. Dua unit prototype akan dibuat pada 2020 yang akan diterbangkan dan uji kekuatan struktur di BPPT.

BERITA TERKAIT