test

News

Kamis, 23 April 2020 12:11 WIB

BMKG Jelaskan Soal Fenomena Panasnya Suhu Siang Hari dan Suasana Bikin Gerah

Editor: Ferro Maulana

Cuaca panas terjadi di wilayah Jakarta Indonesia. (Foto: PMJ/Ilustrasi/Fif).

PMJ - Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal menjelaskan beberapa hari terakhir ini masyarakat mengeluhkan panasnya suhu siang hari dan suasana yang cenderung gerah.

BMKG memaparkan suasana terik umumnya disebabkan oleh suhu udara yang tinggi dan disertai oleh kelembaban udara yang rendah. Hal ini terutama terjadi pada kondisi langit cerah dan kurangnya awan. Sehingga pancaran sinar matahari langsung lebih banyak diteruskan ke permukaan bumi.

"Berkurangnya tutupan awan terutama di wilayah Indonesia bagian selatan pada bulan-bulan ini disebabkan wilayah ini tengah berada pada masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau," tuturnya, di Jakarta, Kamis (23/04/2020).

Prediksi BMKG sebelumnya, seiring dengan pergerakan semu matahari dari posisi di atas khatulistiwa menuju Belahan Bumi Utara. Transisi musim itu ditandai oleh mulai berhembusnya angin timuran dari Benua Australia (monsun Australia) terutama di wilayah bagian selatan Indonesia.

Angin monsun Australia ini bersifat kering kurang membawa uap air, sehingga menghambat pertumbuhan awan. Kombinasi antara kurangnya tutupan awan serta suhu udara yang tinggi dan cenderung berkurang kelembapannya inilah yang menyebabkan suasana terik yang dirasakan masyarakat saat ini.

Sesuai dengan prediksi BMKG sebelumnya, bulan Maret hingga April menunjukkan suhu yang terus menghangat, hampir di sebagian besar tempat di Tanah Air.

Pemantauan BMKG sendiri pada bulan April ini, teridentifikasi banyak wilayah yang mengalami suhu maksimum mencapai 34 derajat celcius hingga 36 derajat celcius. Bahkan yang tertinggi tercatat mencapai 37,3 derajat celcius pada tanggal 10 April 2020 di Karangkates, Malang.

Sedangkan, kelembapan udara minimum di bawah 60 persen terpantau terjadi di sebagian Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, sebagian Jawa Timur dan Riau. (BMKG/ FER).

BERITA TERKAIT