test

News

Rabu, 17 Juni 2020 10:57 WIB

Peran Tokoh Agama Dalam Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19

Editor: Ferro Maulana

Pembersihan Gereja dengan disinfektan. (Foto: PMJ/ Dok Net)

PMJ - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo bertemu dengan perwakilan organisasi keagamaan Indonesia di Graha BNPB, Jakarta. Pertemuan itu bertujuan untuk memperoleh berbagai masukan soal kesiapan organisasi keagamaan dalam memasuki masa adaptasi kebiasaan baru (New Normal).

“Kami berharap agar ketua organisasi keagamaan ikut berperan serta dengan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Karena pendekatan keagamaan dipandang lebih dipatuhi masyarakat,” tutur Doni, melalui pernyataannya.

Doni memberikan contoh, kasus positif virus corona (Covid-19) dari beberapa kegiatan berkenaan keagamaan di beberapa tempat. “Perlu strategi bersama dari para tokoh agama agar masyarakat mau mengubah perilaku,” imbau Kepala BNPB tersebut.

Dirinya pun mengharapkan peran tokoh agama untuk ikut dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Senada dengan Ketua Gugus Tugas Nasional, berbagai perwakilan dari organisasi keagamaan sangat mengedepankan protokol kesehatan. Seperti, perwakilan dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Heri Wibowo mengatakan semangat yang diusung merupakan disiplin terhadap rotokol kesehatan. Menurut Romo Heri, Gereja taat pada aturan pemerintah.

Menyikapi adaptasi kebiasaan baru, KWI juga mempersiapkan secara teliti dan ketat dalam penyelenggaraan ibadah di Gereja. Pihaknya sedang mempersiapkan segara sesuatunya.

Sedangkan perwakilan dari Walubi, Sannano menerangkan pihaknya masih belum melakukan kegiatan apa pun sampai saat ini. Kebaktian dilakukan secara daring. Kebijakan itu juga diterapkan oleh Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Persatuan Umat Budha Indonesia dan organisasi keagamaan lainnya.

Masih di kesempatan yang sama, Perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Wisnu BT mengatakan bahwa tingkat disiplin masyarakat perlu mendapat perhatian. Yaitu, perlunya sosialialisasi menggunakan bahasa yang sederhana dan yang menyampaikan tidak hanya dari tokoh agama tapi semua pihak terlibat.

Kemudian Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Gereja harus menjadi pusat edukasi dan literasi. Pendeta Jacky menyampaikan bahwa PGI sejak awal mengemas narasi besar dimana prinsip gereja hadir untuk merawat kehidupan sehingga segala risiko Covid-19 harus dihindari oleh para jemaatnya.

Sekedar informasi, para tokoh agama yang hadir berasal dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Ketua Permabudhi, Dharma Budhi, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Persatuan Umat Budha Indonesia. (FER).

BERITA TERKAIT